PASURUAN, (Panjimas.com) – Karakter merupakan kumpulan sifat baik yang menjadi perilaku sehari-hari. Pemuda sebagai penopang kemajuan bangsa dituntut memiliki karakter yang kuat agar mampu memimpin bangsa dengan baik. Untuk menjadi pemuda berkarakter, mereka memerlukan sosok figur yang tepat untuk diteladani.
Menjawab kebutuhan Pengembangan karakter bagi generasi muda, Beastudi Indonesia pada Ahad, (06/08) memberikan Training Character Building bagi 140 mahasiswa dari 16 Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia yang merupakan penerima manfaat Beastudi Etos. Sosok teladan yang dihadirkan pada sesi kali ini merupakan sosok yang tak asing lagi bagi Dompet Dhuafa. Ia adalah Erie Sudewo, salah satu pendiri Dompet Dhuafa.
Bertempat di Aula Kahuripan Taman Candra Wilwatikta, Pasuruan, Jawa Timur, para peserta Sociopreneur Camp 2017 mendapat banyak inspirasi dan pemahaman tentang karakter diri. Erie Sudewo dengan segudang pengalamannya, mampu memberikan inspirasi dan semangat bagi para mahasiswa dengan pembawaan santai dan hangat. Ia menceritakan berbagai kisah penuh teladan dari hal sederhana hingga masterpiece. Tentang ia yang yang berperan sebagai ketua RT hingga pengalaman mendirikan lembaga besar seperti Dompet Dhuafa.
“Jika anda ingin bahagia satu jam pergilah memancing, jika anda ingin bahagia sehari pergilah berwisata, apabila anda ingin bahagia seumur hidup, maka bantulah orang lain” ucapnya kepada para peserta
Meskipun dikenal sebagai trainer Character Building, Erie Sudewo menegaskan bahwa ada yang lebih penting dari karakter. Menurutnya karakter kuat tidak akan bersinergi dengan baik tanpa adanya akhlak. Akhlak memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan karakter.
“Perilaku baik tanpa sujud adalah karakter, perilaku baik dengan sujud adalah akhlak.” paparnya
Kesempatan berharga bertemu dengan Erie Sudewo tak disia-siakan oleh para peserta yang hadir. Mereka banyak mengajukan pertanyaan bahkan kegelisahan yang mereka hadapi sebagai pemuda yang sedang mencari karakter diri.
Di akhir sesi, Erie Sudewo mengingatkan kepada para mahasiswa yang hadir akan senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang mereka peroleh sampai saat ini. Sebab nikmat menjadi mahasiswa dan kesempatan memperoleh akses mengembangkan diri yang besar tak bisa dimiliki oleh semua orang. tak lupa pula ia mengingatkan kepada para pemuda untuk senantiasa berkontribusi di masyarakat.
“Kita adalah waktu yang setiap detiknya selalu kehilangan, kecuali mereka yang menanam biji kebaikan yang setiap waktunya akan menghasilkan pohon emas kebaikan” tutupnya. [RN]