(Panjimas.com) – Alangkah banyaknya penyebab dan sarana yang bisa mengakibatkan terjadinya kenakalan pada anak. Rusaknya moralitas, pendidikan yang buruk di masyarakat, kenyataan yang pahit, dan kehidupan yang penuh “kegilaan”, adalah beberapa pemicunya. Betapa banyaknya kejahatan dan kerusakan menyerang mereka dari segala arah dan dari segala tempat.
Budi waseso mengatakan, saat ini Negara Indonesia sudah tergolong dalam darurat narkoba. Dimana sudah ada 72 jaringan internasional dari 11 negara yang bermain dan menyuplai barang haram narkoba ke Indonesia. Sehingga banyaknya Negara yang menjadikan Indonesia sebagai lahan empuk untuk bisnis narkoba membuat Indonesia dalam setiap minggunya kurang lebih 6,2 Juta penyalah guna narkoba. “Penyalahgunaan narkoba sudah mencapai 60 juta orang, dimana kurang lebih 1 orang menggunakan 1 gram perminggunya,” tambahnya (Dilansir dari kabar.news)
Fakta sudah membuktikan bahwa Indonesia Darurat Narkoba, hal ini membuat kita sebagai pengamat yang menginginkan kualitas generasi bangsa berkualitas merasa geleng-geleng dan memutar balik otak agar kondisi generasi bisa berhasil diselamatkan. Sebab-sebab generasi Indonesia yang mengalami kenakalan remaja adalah memiliki banyak faktor.
Kemiskinan yang mendera Keluarga
Islam dengan syariatnya yang adil telah melakukan pondasi kuat nan kokoh untuk membentuk generasi yang unggul dalam mengatasi hal ini. Islam memerangi kemiskinan dan menetapkan hak hidup layak pada setiap manusia. Islam menjamin kebutuhan sandang-pangan-papan dan begitupun dengan kebutuhan kolektif masyarakat seperti pendidikan-kesehatan-dan keamanan. Hal itu dijamin oleh Islam sehingga akan sulit bahkan tidak bisa menjadi peluang bagi generasi untuk mencoba hal-hal yang justru akan menjerumuskan mereka.
Problematika Orang Tua
Ketidakharmonisan orang tua merupakan faktor besar terhadap kenakalan remaja. Anak akan keluar rumah untuk mencari solusi atas keresahan yang ia alami, dan dunia luar masyarakat yang rusak itu pun menyembut kedatangannya. Tanpa sadar lingkungan dan kondisi masyarakat berhasil untuk membentuk generasi jahat dan tidak Islami.
Dari hal ini, Islam yang bijaksana memberikan solusi ketika memilih calon pasangan karena dasar-dasar yang baik akan ditanamkan oleh seorang muslim. Perkara ini tidak diragukan lagi termasuk dalam perkara besar dalam menyiapkan rumah tangga yang bahagia dan keluarga teladan saling mencintai dan saling pengertian.
Para pakar pendidikan telah sepakat bahwa anak yang diperlakukan kasar oleh orang tuanya atau para pendidiknya seperti dengan cara pukulan, perkataan yang pedas, dan penghinaan maka akan memunculkan reaksi balik yang tampak pada perangai dan akhlaknya. Sesuai dengan bait yang ada bahwa buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Hal ini harus diperhatikan betul untuk menciptakan generasi yang handal dan bertanggung jawab.
Islam jelas dan lugas dalam pengaturannya terhadap pendidikan anak. Ia memerintahkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab mengarahkan dan mendidik,terlebih kepada orang tua untuk senantiasa menghiasi pribadinya dengan akhlak yang luhur, kelemah lembutan, dan perilaku yang penuh kasih sayang.
Adapun seorang ibu dalam memikul tanggung jawab sama seperti seorang bapak, bahkan tanggung jawab ibu lebih penting dan besar. Dikarenakan ibu senantiasa mendampingi anak sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa dan sampai pada usia yang layak untuk memikul tanggung jawab. Rasulullah menyendirikan tanggung jawab seorang ibu , dalam sabdanya: “Dan Ibu adalah seorang pemimpin didalam rumah suaminya dan ia bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya itu,”
Islam menyeru pada orang tua untuk memikul tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anaknya. Mereka juga dibebani menyiapkan anak untuk memikul beban hidup dan mengancam mereka dengan azab yang besar jika mereka meninggalkan dan meremehkan untuk berkhianat.
Lingkungan dan Teman yang Buruk
Lingkungan dan teman yang buruk merupakan faktor besar yang membuat perubahan pertumbuhan pada anak, terlebih lagi jika anak tersebut adalah anak yang bodoh, lemah akidah, mudah terombang-ambing dan cepat terpengaruh ketika bergaul. Islam mengajarkan agar anak memilih teman yang baik agar ia bisa menyerap pengaruh akhlak yang mulia, adab yang luhur dan kebiasaan yang utama.Islam juga memberi peringatan akan pengaruh lingkungan yang buruk, teman jahat sehingga mereka tidak terjerumus ke dalam jerat-jerat penyimpangan dan perangkap kesesatannya.
Merebaknya Pengangguran di Masyarakat
Dengan menerapkan prinsip keadilan sosial dan menjaga hak individu masyarakat, Islam telah memberi solusi tuntas terkait pengangguran dan yang sejenisnya, baik karena pengangguran yang dipaksa (PHK) atau pengangguran karena malas bekerja. Adapun solusi Islam terhadap pengangguran karena dipaksa, yang tidak mempunyai pekerjaan padahal dirinya sangat berharap mendapatkannya, ada dua macam:
- Negara berkewajiban menciptakan lapangan pekerjaan
- Masyarakat berkewajiban membantu nya hingga ia mendapatkan pekerjaan
Adapun solusi bagi pengangguran karena malas padahal sejatinya ia mampu untuk melaksanakan perintah Allah dalam memberikan kebutuhan keluarga dan anak adalah pemerintah wajib memberikan pengawasan kepadanya. Seandainya pemerintah mengetahui bahwa orang itu memang pemalas dan tidak mau bekerja, maka hendaknya dinasehati yang baik dan bermanfaat baginya. Jika ia tetap enggan maka hendaknya menindaknya dengan keras bahkan memaksanya (untuk bekerja). Begitulah Islam sangat adil, tegas dan merinci dalam meriayah rakyat. Sehingga muncul kerjasama dalam membangun Negara yang memiliki peradaban yang maju.
Anak Yatim
Dan Islam telah memerintahkan kepada para wali dan setiap yang memiliki hubungan kerabat terhadap anak yatim ini hendaknya memperlakukan baik. Hendaknya ia menunaikan urusan dan menjamin hidupnya juga mendidik dan mengarahkan sehingga bisa terdidik dengan baik. Ia mendapatkan rasa penjagaan, cinta kasih, dan keikhlasan dari pengasuhnya. Dan masih banyak lagi yang menunjukkan terkait perintah Allah terhadap mengasuh dan mengayomi anak yatim dan hukumnya wajib atas orang yang memiliki hubungan kerabat dan keluarga. Kalau keluarganya tergolong orang yang tidak mampu, maka semua tanggung jawab ini diserahkan kepada Negara. Negara yang berkewajiban untuk memberi pengayoman dan jaminan pemeliharaan agar anak yatim tersebut jauh dari kenakalan yang tersia-siakan.
Begitulah Islam, sangat jelas dan rinci dalam memberikan pengaturannya. Islam memberikan keseriusan dalam mendidik generasi. Karena yang memimpin masa depan adalah generasi muda pada zaman sekarang. Dan anak akan muncul kualitasnya saat keluarga –lingkungan –negara bekerja sama dalam hal ini. Untuk menopang pemikiran generasi Negara akan memberikan pembinaan yang layak untuk mengembangkan potensi dan menjadikan seorang Muslim yang sejati.
Suatu hal yang mustahil ketika menginginkan generasi yang unggul namun tidak memakai Islam dalam pengaturannya. Hanya Islam yang membuat masyarakat menjadi bangkit dan sadar akan tanggung jawab yang telah dibebankan kepada Orang tua. Kenakalan remaja atau bahkan pengidap narkoba akan sulit untuk merebak virusnya jika aturan Islam diterapkan. Yang menerapkan Islam ini tak lain adalah sebuah Negara, karena Negara akan menjadi perisai terhadap kejahatan yang melanda. Negara akan menerapkan aturan Islam kepada rakyat, rakyat yang tidak patuh terhadap Negara akan diberi sanksi yang tegas. Apalagi fungsi sanksi dalam Islam adalah untuk Penjera dan Menebus dosa. Wallahu a’lam bishowab. [RN]
Penulis, A.N Nur Afifah