JAKARTA (Panjimas.com) – Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab dalam tausyiahnya langsung dari Kota Suci Mekkah menyambut baik Gerakan Indonesia Shalat Subuh (GISS) berjamaah di Masjid. Melalui GISS diharapkan dapat mewujudkan kebangkitan umat Islam, mendatangkan keberkahan, dan mendapat pertolongan dan kemenangan yang tak pernah kita duga.
“Berkurangnya keberkahan itu disebabkan umat Islamnya jauh dari shalat Subuh. Dengan shalat Subuh berjamaah di masjid, hidup semakin berkah dan mendapat pertolongan Allah dan menghancurkan musuh-musuh Islam, serta memberi kekuatan kepada pemimpin. Diharapkan umat Islam lebih menyemarakkan lagi shalat Subuh berjamaah di masjid,” ungkap Habib.
Saat ini, seperti dikatakan Habib Rizieq, kebangkitan PKI ada di depan mata. Mereka telah memutarbalikkan fakta dan ingin mengulang sejarah kelam. Karena itu, umat Islam tidak boleh lelah untuk menyelamatkan NKRI.
Habib mengaku terharu GISS telah berkembang menjadi tingkat nasional. Habib membantah anggapan sejumlah pihak yang menilai GISS sebagai upaya mempolitisasi Shalat Subuh. GISS adalah gerakan ibadah, bukan gerakan politis praktis. GISS adalah sebuah gerakan umat Islam untuk memakmurkan masjid.
Sementara itu Sekretaris Nasional GISS H. Usamah Hisyam mengatakan, shalat Subuh berjamaah di masjid bisa menjauhkan umat Islam dari krisis akhlak dan ekonomi, sehingga nantinya tidak ada lagi rakyat miskin. Karena itu umat Islam harus meningkatkan dimensi hablum minallahnya.
“Kita ketahui, ada upaya untuk meninabobokan umat Islam agar jauh dari Islam. Ketika umat Islam hendak bangkit, ada pihak yang ingin membuat kekacauan dan kegaduhan. Mereka tidak senang umat Islam bangkit,” ujar Usamah.
Harus diakui, saat ini kesadaran berislam semakin meningkat. Dahulu, di masa Orde Baru umat Islam ditekan. Namun semakin ditekan justru semakin kuat. Ibarat besi yang ditempa akan menjadi baja yang kuat.
Dalam kesempatan itu Ustadz Syuhada Bahri menceritakan pengalamannya saat berdakwah ke daerah terpencil, pulau tertua dan suku terasing. Pernah terjadi, di suatu daerah, sebuah masjid meniadakan shalat teraweh, karena tidak ada imam yang memimpin.
Seperti diberitakan sebelumnya, secara resmi Gerakan Indonesia Sholat Subuh (GISS) di deklarasikan oleh puluhan ulama dan ribuan jamaah yang hadir memadati ruang utama ibadah Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah pada Rabu (27/9) pagi.
Tampak hadir dari para kalangan ulama terlihat antara lain KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafii (As Syafi’iyah), KH.Maksum Bondowoso, KH.Shobri Lubis (Ketua Umum FPI), Ustadz Farid Okbah (Parmusi), KH Syuhada Bahri (DDII), Eggi Sudjana S.H (Advokat), H. Usamah Hisyam (Sekretaris Nasional GISS dan Ketum Parmusi) , Ustadz Asep Syarifudin (Ketua API Jawa Barat), Slamet Ma’arif (Ketua Presidium Alumni 212), Camelia Malik, KH. Cholil Ridwan, dan beberapa Habaib, Kyai dan Ulama lainnya.
Ustadz Al Khathath selaku Kooordinator Nasional Gerakan Indonesia Sholat Subuh (GISS) menyampaikan beberapa point point penting terkait di deklarasikannya GISS pada Rabu (27/9) di Masjid At Tin.
Pertama, umat Islam diminta bertekad melaksanakan salat subuh berjamaah secara istiqomah. Kedua, umat Islam diminta untuk terus mengajak keluarga, saudara, tetangga, dan temannya untuk melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid daerah masing-masing. Ketiga, kita bertekad dan bercita-cita bahwa pada tahun 2020 salat subuh di Indonesia seperti salat Jumat.
Nantinya GISS akan terus dideklarasikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Rapublik Indonesia (NKRI) untuk menggerakkan umat Islam meniti jalan kebangkitan dan menyongsong keberkahan serta pertolongan Allah SWT. (desastian)