KUWAIT, (Panjimas.com) – Kuwait telah memutuskan untuk mengirim pasukan ke Negara tetangganya Arab Saudi untuk menahan serangan lintas perbatasan oleh gerakan pemberontak Syiah Houthi Yaman, yang didukung oleh Iran, demikian mengutip media harian Kuwait, al-Qabas pada hari Selasa (29/12/2015).
Meskipun terdaftar sebagai anggota nominal dalam koalisi Arab yang dipimpin Saudi yang telah membom milisi Houthi yang disokong Iran selama 9 bulan, Kuwait sebelumnya telah menahan untuk tidak mengirim pasukan darat ke daerah konflik di mana sejumlah tentara dari Negara tetangga seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Arab Saudi telah gugur.
“Kuwait memutuskan untuk berpartisipasi mengirim pasukan darat yang akan diwakili oleh batalyon artileri, dalam sejumlah operasi untuk menyerang posisi milisi syiah Houthi yang memerangi Kerajaan Arab Saudi,” kata surat kabar al-Qabas .
Mengutip Al Qabas, sidang Kabinet Pemerintahan Kuwait telah menyetujui langkah untuk melawan serangan kelompok syiah Houthi, mengingat keamanan Teluk sebagai bagian dari keamanan semua negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC), yang diputuskan pada pertemuan cabinet pada hari Senin (28/12/2015).
Kementerian Luar Negeri Kuwait tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sebagian besar pasukan Negara-Negara Teluk Arab campur tangan dalam perang saudara di Yaman sejak 26 Maret 2015 setelah kelompok pemberontak Houthi memaksa pemerintahnya ke dalam pengasingan dan para milisinya bermunculan untuk merebut di seluruh negeri.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa para pemberontak Syiah Houthi telah mencoba untuk masuk ke wilayah Kerajaan Arab Saudi sejak aliansi yang dipimpin oleh Saudi mengintervensi [turut campur] dalam perang sipil Yaman bulan Maret lalu. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi, [terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan] di Yaman mencoba untuk mengusir kelompok sekutu Syiah Iran itu dan mengembalikan kekuasaan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi yang saat ini diasingkan.
Sementara itu perkembangan terbaru, mengutip Surat Kabar Palestina Al-Resalah, tentara dan pasukan perlawanan rakyat berusaha untuk merebut kembali ibukota Sana’a dari para milisi Syiah Houthi yang menguasai kota itu pada bulan September tahun 2011.
Sumber dari suku setempat mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tentara Yaman dan pasukan perlawanan rakyat kini ditempatkan 60 kilometer dari ibukota Sanaa, ini merupakan titik terdekat sejak tahun 2011.
Al Jazeera mengatakan pasukan perlawanan rakyat Yaman bertujuan untuk mengepung pemberontak Syiah Houthi dan pasukan Presiden Yaman terguling Ali Abdullah Saleh dari bagian timur laut dan tenggara ibukota, perlu dicatat bahwa penempatan pasukan mereka di timur Sanaa akan memotong pasokan logistik dari milisi syiah Houthi dan membongkar kekuasaan mereka.
Seperti diberitakan sebelumnya, Hari Jumat (18/12/2015), Pasukan Yaman Pro Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi telah berhasil merebut ibukota Governorat Al Jawf setelah milisi Syiah Houthi melarikan diri dari kota tersebut, kata seorang sumber keamanan, dilansir oleh Al Arabiya News Channel.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy untuk kekuatan Iran di dunia Arab.
PBB mengatakan bahwa setidaknya 5.700 orang, hampir 1/2 dari mereka adalah warga sipil, telah tewas sejak aliansi militer yang dipimpin Saudi melancarkan serangan udara sejak Maret lalu melawan Syiah Houthi dan sekutu-sekutu mereka.
Pendukung Presiden Hadi, yang di back-up [disokong] oleh pasukan darat dari koalisi militer yang dipimpin Saudi, telah mengusir pasukan Houthi dari selatan kota pelabuhan Aden dan daerah-daerah lain di Yaman Selatan, serta Marib di timur ibukota Sana’a.
Tetapi kelompok Houthi tetap masih mengendalikan ibukota dan banyak bagian utara wilayah Yaman.
PBB telah melakukan mediasi dan konsultasi antara pemberontak syiah Houthi Yaman dan pihak pemerintah yang berakhir tanpa solusi pada hari Minggu (20/12/2015). Kedua belah pihak setuju untuk memperbaharui pembicaraan damai di pertengahan Januari mendatang. [IZ]