AL MANAMA, (Panjimas.com) – 5 warga Bahrain dihukum karena bersekongkol (konspirasi) dengan Iran untuk melakukan serangan di dalam Negeri Bahrain. Mereka dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan dilucuti status kewarganegaraannya, dikutip dari pernyataan Jaksa Penuntut Umum Bahrain sebagaimana dirilis oleh Kantor berita nasional Bahrain, Bahrain News Agency
Bahrain yang merupakan Kerajaan Muslim Sunni mengatakan bahwa Negara tetangganya Syiah Iran sedang mencoba untuk memicu serta menggerakkan kerusuhan di antara penduduknya yang mayoritas Syiah, sementara Teheran membantah pernyataan ini.
Pada hari Rabu [04/11/2015], Kementerian Dalam Negeri mengatakan telah menangkap 47 anggota kelompok tersebut, selain itu mengatakan bahwa Mereka memiliki hubungan dengan “elemen terror di Iran” dan juga sedang merencanakan serangan.
Jaksa Penuntut Umum, Ahmed al-Hammadi mengatakan dalam sebuah pernyataannya pada Bahrain News Agency bahwa 2 orang terdakwa hadir dalam sidang pembacaan vonis di Pengadilan Pidana Bahrain, sementara sisanya 3 orang terdakwa tidak hadir dalam persidangan [in absentia].
Pernyataan itu mengatakan 5 orang terdakwa itu terbukti berkomunikasi dengan anggota Pasukan Garda Revolusi Iran dengan tujuan melakukan serangan pada bank dan gedung-gedung publik.
2 dari 5 warga Bahrain itu telah dilatih di Iran oleh Pasukan Garda Revolusi [IRGC], sementara yang lainnya memberikan bantuan keuangan dan logistik, kata al-Hammadi.
Bulan lalu Bahrain memanggil pulang Duta Besarnya untuk Iran, sehari setelah pasukan keamanan Bahrain menemukan sebuah pabrik besar pembuatan bom dan telah menangkap sejumlah tersangka yang juga terkait dengan Pasukan Garda Revolusi Iran.
Pemerintah membantah bahwa itu mendiskriminasikan Syiah.
Negara yang merupakan tempat Pangkalan dari Armada Marinir ke-5 AS [US .Navy’s Fifth Fleet] itu , pernah menghadapi demonstrasi massa Syiah saat gelombang Arab Spring tahun 2011, yang menuntut reformasi politik.
Sementara itu, Pemerintahan Bahrain membantah bahwa Mereka mendiskriminasi warganya yang Syiah. [IZ/Reuters/Al Arabiya]