GAZA (Panjimas.com)– Diperkirakan lebih dari 150 ribu warga Gaza mayoritas pendukung Hamas pada hari Ahad(23/03), memadati lapangan Saraya yang terletak di pusat jantung kota Jalur Gaza, tidak hanya orang tua atau pemuda Gaza akan tetapi para wanita dan anak-anak pun berbondong-bondong berdatangan untuk menghijauhkan Saraya Square dengan membawa bendera Hijau yang bertuliskan laa ilaaha illallah, bendera Hamas serta terlihat bendera Mesir dan Suriah yang ikut berkibar meramaikan acara mahrajan.
Mahrajan yang di adakan oleh Gerakan Hamas tersebut untuk mengenang, memperingati 10 tahun wafatnya As-Syahid (kama nahsabuhu) Syeikh Ahmad Yassin pendiri sekaligus petinggi gerakan Hamas. Panggung besar yang berlatar belakang selain foto As-Syahid (kama nahsabuhu) Syeikh Ahmad Yassin juga ada beberapa foto pendiri dan petinggi Hamas seperti As-Syahid (kama nahasabuhu) Abdul Azis Ar Rantisi, Solah Syahadah, Nizar Rayyan , Yahya Ayyas, Ahmad Ja’bari , Ibrahim Maqadma, Said Syiam , Abu Syanab dan beberapa petinggi lainnya yang semuanya wafat degan izzah yaitu membela masjid Al Aqsa dan Palestina, semoga mereka tergolong orang-orang yang syahid dan di tempatkan di Surga tertinggi yaitu Jannah Firdausil a’la, allahummarzuqny bi syahada fi sabiliki ya Rab!
Dalam kesempatan itu, Perdana menteri Palestina di Gaza Ismail Haniyah dalam kata sambutan yang berkobar-kobar, tegas dan penuh semangat.
“(Itu) membangkitkan semangat, hingga membuat bulu kudu berdiri,” tegas aktivis Indonesia di Palestina, Abdillah Onim yang turut hadir dalam acara mahrajan tersebut.
Kata sambutan PM.Ismail Haniyah diiringi hentakan takbir yang membahana oleh rakyat Gaza, “walau fatahat dunya lan na’tarifa bi israel ( walau dunia terbuka untuk rakyat Palestina tapi kami tidak akan mengenal yang namanya Israel,” tegas Haniyah
“ Sesungguhkan pembebasan Palestina dan Masjid Al Aqsa bukan dengan cara perjanjian damai atau pembagian wilayah dengan Israel produk John Kerry dan Obama, pembebasan Palestina dan Masjid Al Aqsa bukan dengan syarat mengakui keberadaan negara Yahudi Israel akan tetapi dengan muqawamah ( Perlawanan ) dan demi Allah swt Jihad bukanlah teroris akan tetapi itulah satu-satunya cara menjaga citra agama Islam, itulah satu-satunya cara mengambil kembali tanah Palestina yang di rampas oleh israel dan itulah satu-satunya cara untuk membebaskan Masjid Al Aqsa Asy Syarif kiblat pertama umat islam di seluruh dunia.” Ungkap Haniyah
Dengan semangat yang membara, beliau memberikan risalah kepada pejabat Palestina, “kami tidak berambisi jabatan dan kursi dan kami tidak memperdulikan akan jabatan dan posisi, aqulu lahum khudhu kulla manasib khudhu kulla karasi, wabqu lana alwathan ( saya tegaskan kepada mereka, ambilah semua ambisi dan posisi yang kalian cari, ambilah semua jabatan dan kursi yang kalian mau,biarkan kami membela negara Palestina” teriaknya lantang diiringi takbir yang seakan- akan menggoyangkan bumi Syam Gaza Palestina.
Dalam pidato tersebut, Ismail Haniyah juga mengabarkan keadaan pejuang Palestina, “pejuang Palestina khusus Brigade Izuddin Al Qossam dalam keadaan baik-baik saja, kami akan selalu membuat taktik dan selalu membuat strategi yang baru untuk tetap berhadapan, berperang dengan israel, yang namanya Telaviv ibu kota israel..akan selalu kami serang dan menjadi sasaran utama bagi pejuang Palestina,” ungkapnya. (Habibi/Abdillah Onim)