YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Membuat program acara televisi yang berkualitas, mengandung muatan Islam tidak semua orang mampu membuatnya. Terlebih berhasil ditampilkan oleh media mainstrem atau media umum.
“Kalau membuat media komunitas semisal media Islam itu mudah tetapi jaringan yang mengakses tidak begitu banyak. Namun kalau kita mampu membuat sebuah acara yang bagus dan bisa ditayangkan tentu menjadi kebanggaan tersendiri” ujar Ustadz Bahtiar Nasir Sabtu, (15/8).
Acara yang dimaksud dalam penjelasan itu adalah program Hafizh Quran yang ditanyangkan oleh Trans7 yang bisa disaksikan setiap memasuki bulan ramadhan.
“Berkah dari acara tersebut sangat banyak. Ada seorang ibu hingga kagum melihat anak-anak kecil bisa menghafal quran dengan baik. Selain itu dengan munculnya program acara tersebut banyak orang tua yang akhirnya terdorong hatinya untuk membina anak-anaknya dalam menghafalkan Al quran” tambahnya.
Melalui program itu pula Ust Bahtiar Nasir melakukan roadshow keliling Indonesia untuk mencari anak-anak Islam yang potensial dalam menghafal Al quran. Melalui program itu pula akhirnya mampu mengantarkan banyak anak-anak kecil bisa berangkat naik haji gratis bersama orang tuanya.
Kini semakin membuktikan bahwa barangsiapa yang mencintai Al quran maka Allah akan memudahkan dalam segalanya urusannya termasuk kesejahteraan dunia.
Namun demikian ternyata dalam memperjuangkan acara Hafiz Indonesia tak mudah. Sebab para pengkonsep program saat itu harus berhadapan dengan sebuah acara yang dikelola oleh Uya Kuya yang bernama “Littel Miss Indonesia”. Yang menampilkan acara anak kecil dengan bernyanyi dan berdandan menor dan berjoget ria yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Selain sukses menggarap acara Hafiz tersebut Ust Bahtiar Nasir juga sukses membuat acara Khazanah Tran7. Disana ia dijadikan pembina dalam acara yang menampilkan syiar Islam yang penuh dengan ilmu-ilmu.
“Alhamdulillah acara Khazanah Tran7 ratingnya juga terus mengalami peningkatan”
Mengapa Ust Bahtiar Nasir dan juga tokoh Islam lainnya bersusah-susah membuat program acara televisi dikarenakan keprihatinan tentang tayangan televisi yang saat ini sudah kebablasan merusak moral bangsa. Mulai dari seksualitas, mistis, kekerasan, hedonisme dan lainnya. Jika semua itu tidak disikapi lambat laun moral anak bangsa akan harncur perlahan-lahan.