BANDUNG (Panjimas.com) – Rina Marsela, sosok akhwat bercadar yang sempat menginap di rumah ibunda Yus Karman di Semanggi, Solo, akhirnya angkat bicara. (Baca: Misteri Akhwat Bercadar di Balik Penangkapan Trio Ikhwan Solo (Aktivis Dunia Maya Wajib Baca!!!))
Bukan hal mudah untuk mewawancarai Rina Marsela, pasalnya ketika jurnalis Panjimas.com melakukan investigasi mendatangi rumah Rina di Baleendah, Bandung, ia tak ada di rumah. (Baca: Bagaimana Sosok Akhwat Bercadar Rina Marsela di Mata Ibundanya?)
Tak menyerah, jurnalis Panjimas.com juga mengontak sejumlah pihak yang mengetahui keberadaan Rina dan menampungnya. Namun, setelah berkali-kali mencoba meminta wawancara kepada yang bersangkutan secara langsung, pihak yang menampung Rina menolak dengan berbagai alasan yang berbelit-belit.
Hingga akhirnya, setelah mendengar kabar Rina Marsela telah kembali ke rumahnya, jurnalis Panjimas.com melakukan wawancara eksklusif dengan yang bersangkutan. Wawancara ini merupakan kesaksian inti/utama dari yang Rina, setelah beberapa waktu lalu disampaikan klarifikasi dari Yus Karman. (Baca: Astaghfirullah, Ibunda Rina Marsela Ungkap Kisah Mencengangkan, Mengapa Putrinya Kerap Kabur dari Rumah)
Tidak baik kan, akhwat bercadar itu keluyuran jam 04.00 Shubuh. Ya sudah, minta tolong akhi Yusron buat jemput. Kebetulan saya ngga punya uang, akhirnya minta jemput sama Yusron. Sudah dijemput sama Yusron, ditaruh di tempat adiknya, lalu sekitar jam 08.00 atau jam 09.00 diantar ke tempat ibunya
Pada termin pertama, Rina menjelaskan kronologis kepergiannya ke Solo dan pertemuannya dengan Yus Karman, salah satu dari tiga orang yang menjadi korban penangkapan Densus 88 pada Rabu (12/8/2015). (Baca: Inilah Klarifikasi Yus Karman terkait Misteri Akhwat Bercadar)
“Waktu hari Sabtu (1/8/2015), Rina keluar dari rumah jam 02.00 siang, terus langsung beli tiket kereta jurusan Solo. Berangkat dari Bandung sekitar jam 07.00, sampai Solo jam 04.00 shubuh,” kata Rina Marsela kepada Panjimas.com, Sabtu (5/9/2015).
Tujuan Rina pergi ke Solo untuk menemui salah seorang akhwat yang merupakan temannya yang dikenal lewat jejaring sosial. Namun, ketika tiba di Solo, justru teman akhwatnya tersebut tak bisa dihubungi.
Iya boncengan, tapi di tengah-tengah itu ada tas besar, jadi ngga nyentuh. Itu darurat
Rina kemudian meminta bantuan Yus Karman untuk menjemputnya, lantaran dirinya sudah tak memiliki uang saku dan kontak teman akhwat lainnya tidak bisa dihubungi.
“Tidak baik kan, akhwat bercadar itu keluyuran jam 04.00 Shubuh. Ya sudah, minta tolong akhi Yusron buat jemput. Kebetulan saya ngga punya uang, akhirnya minta jemput sama Yusron. Sudah dijemput sama Yusron, ditaruh di tempat adiknya, lalu sekitar jam 08.00 atau jam 09.00 diantar ke tempat ibunya,” jelas Rina.
Sebagaimana pengakuan Yus Karman, Rina kemudian dijemput menggunakan sepeda motor dengan berboncengan. Menurutnya, hal itu dilakukan, semata-mata karena kondisi darurat.
“Iya boncengan, tapi di tengah-tengah itu ada tas besar, jadi ngga nyentuh. Itu darurat,” tuturnya.
Rina membantah keterangan bahwa dirinya selama tinggal di rumah Ibunda sengaja meninggalkan shalat. “Itu benar, ana lagi haid. Jadi tidak shalat,” ujarnya.
“Ana juga sempat sakit di sana, jadi ana mandinya cuma sekali saja kalau pagi, soalnya kalau pagi di rumah itu kan tidak ada siapa-siapa.
Rumahnya itu kan kecil, ada suami kakaknya, ana ngga enak mandi, apalagi itu kan tidak ada pintunya. Takutnya nanti suaminya lihat atau gimana, lagipula ana kan akhwat bercadar. Ana juga pernah nyuci pakaian, tapi tidak tiap hari,” bebernya.
Rumahnya itu kan kecil, ada suami kakaknya, ana ngga enak mandi, apalagi itu kan tidak ada pintunya. Takutnya nanti suaminya lihat atau gimana, lagipula ana kan akhwat bercadar. Ana juga pernah nyuci pakaian, tapi tidak tiap hari
Kemudian, Rina sudah berusaha bersikap sopan ketika hendak meninggalkan rumah. Ia sudah berpamitan kepada shohibul bait ketika pergi.
“Waktu pulang juga ana pamit sama ibunya. Karena ana pulangnya menjelang sore, ibunya itu kan kerja dari pagi sampai malam, jadi ngga sempat pamit langsung, pamitnya dari pagi; ‘bu Ismi mau pulang ‘ terus di rumahnya itu ada anaknya mbak Karni yang namanya Tika, ana itu pamit sama dia, waktu ana pergi itu ada dia di rumah; ‘Tika, mbak pulang dulu ya, tolong salamin sama ibu, mbak ngga sempat pamit soalnya ibunya lagi ngga ada’ lalu ana diantar sama Yusron dan teman ana Aisyah, ana dibonceng sama teman ana Aisyah,” tuturnya.
Terakhir, Rina juga menyampaikan tanggapan atas pemberitaan selama ini yang mengungkapkan adanya dugaan keterkaitan operasi intelijen di balik penangkapan tiga aktivis Islam di Solo. [AW]