JAKARTA (Panjimas.com) – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara resmi membuka Festival Hijrah 2018 yang diadakan di Hall A, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta sejak 9 – 11 November 2018.
Hadir dalam Pembukaan Festival Hijrah 2018 Sekretaris Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama, Tarmizi Tohor, Pimpinan AQL Ustaz Bachtiar Nasir, dan juga beberapa artis hijrah squad seperti Arie Untung, Dude Herlino, Ricky Harun, dan Dimas Seto.
Dalam sambutannya, Anies Baswedan mengatakan, hijrah adalah sebuah gerakan kebangkitan umat yang harus menjadi inspirasi bagi generasi masa depan. Hijrah sebagai gerakan tak perlu menunggu restu pemerintah. Karena yang disebut pemimpin, tentu jika ada pengikutnya.
“Dalam shalat, yang mengubah seorang menjadi imam adalah makmum. Gerakan ini akan membesar jika makmumnya meluas ke seluruh Nusantara. Saya amat yakin, gerakan hijrah ini akan membesar, pertumbuhannya luar biasa,” kata Anies.
Dikatakan Anies Baswedan, spirit hijrah dalam festival ini hendaknya menatap ke depan. Inilah yang membedakan anak muda dengan orang tua. “Kalau orang tua dimulai dengan cerita, dahulu. Sedangkan anak muda dimulai dengan kata besok. Karena itu bicara hijrah selalu bicara masa depan, tidak ada hijrah yang ke belakang,” ungkapnya.
Lebih jauh Anies mengatakan, kita jangan pernah merasa tua. Mereka yang bicara masa depan, sesungguh dia masih muda. Tapi, sekalipun usianya muda, bila yang dibicarakannya selalu masa lalu, sesungguhnya dia sudah tua.
“Maka, teman-teman yang mempromosikan semangat untuk hijrah dengan menatap ke depan, sesungghnya Indonesia adalah tempatnya untuk menujukan kepada dunia, bahwa kebangkitan umat di sini dapat menjadi insipirasi bagi generasi masa depan.”
Selanjutnya Anies menegaskankan, buka hanya kegiatan dakwah yang masif, tapi juga perekonomian yang masif. Tariklah 100 tahun ke belakang, setiap jaringan dakwah selalu ada jaringan perekonomian. Lihatlah semua titik di pesisir pulau Jawa, akan kita saksikan pusat perekonomian mulai dari Aceh sampe Papua Barat. Bentangan itu menggambarkan geliat perekonomian umat Islam di masa lalu.
“Saya berharap kegiatan ini merupakan salahsatu pengingat bahwa kebangkitan umat ini tak bisa dihentikan. Yang unik adalah bisnis muslimah yang maju pesat, mereka banyak yang memanfaatkan medsos. Ini adalah generasi baru, masa depan harus diantisipasi.”
Anies bilang,pasar ini besar, karenanya harus didikelola dengan baik, kata kuncinya adalah kreatifitas. Diharapkan, banyaknya orang kreatif yang berkumpul, semangat untuk berjihad lewat kegiatan perekonomian seperti hijrah festival.
“Sebagai umat yang jumlahnya besar, umat Islam dinobatkan sebagai umat yang terbaik. Ini jangan dipandang sebagai sebuah penghormatan saja, tapi tanggungjawab, bukan merasa superior. Semoga bisa terus menerus istiqmah dan menjadi insan muslim-muslimah yang membanggakan.”
Umat Islam itu ibarat musik. Sya’irnya sudah baik, nadanya indah, tapi penyanyinya sering tidak merdu. Semoga kita bisan menyaksikan orang yang bisa menyuarakan Islam dengan baik. Anies juga mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mendukung acara seperti ini. Dia juga berharap ke depannya acara Festival Hijrah ini bisa diselenggarakan tiap tahun. (des)