BEKASI (Panjimas.com) – Ketua Panitia Pelaksana Urun Rembug Ulama Se-Bekasi Raya, Ustadz Bernard Abdul Jabbar mengungkapkan berbagai keresahan yang melatarbelakangi digelarnya acara tersebut.
Hal itu disampaikan Ustadz Bernard di hadapan ratusan para ulama, tokoh dan aktivis Islam yang hadir. (Baca: Ulama Se-Bekasi Raya Gelar Urun Rembug di Aula Masjid Agung Al-Barkah)
“Kita risau atas apa yang terjadi di Bekasi ini. Kerisauan itu bagian dari keimanan seseorang, ketika berbagai kemaksiatan-kemaksiatan, berbagai kemunkaran-kemunkaran ada di depan mata mereka,” kata Ustadz Bernard di Aula Masjid Agung Al-Barkah, Jalan Veteran, Kota Bekasi, Jawa Barat pada hari Jum’at (5/6/2015).
Lebih jauh, Ustadz Bernard mengungkapkan aliran sesat dan berbagai bentuk kemaksiatan pun telah menjamur di Bekasi.
“Maraknya aliran-aliran sesat baik itu Syiah, Ahmadiyah juga aliran-aliran sesat yang lainnya yang tumbuh marak bagai jamur di Bekasi ini juga membuat kerisauan bagi kita. Banyaknya bentuk-bentuk kemaksiatan, kemunkaran yang sudah merajalela, sehingga kalau kita menonton televisi setiap pagi, setiap petang, setiap malam itu justru banyaknya kemaksiatan apa pun itu ada di Bekasi,” ujarnya.
Bekasi dalam waktu beberapa bulan ini menjadi terkenal, baik penangkapan bandar Narkoba, pelecehan seksual, kemudian isu beras plastik. Begitu juga berbagai aksi pemurtadan di Car free Day, pembagian buku-buku Kristen, pembagian bible
Ironisnya lagi, Bekasi pun mendadak ‘terkenal’ bukan lantaran prestasinya, namun karena pemberitaan negatif yang mencoreng nama baik warga Bekasi. Sebut saja isu penemuan beras plastik di Mustikajaya, Kota Bekasi beberapa waktu lalu.
“Bekasi dalam waktu beberapa bulan ini menjadi terkenal, baik penangkapan bandar Narkoba, pelecehan seksual, kemudian isu beras plastik. Begitu juga berbagai aksi pemurtadan di Car free Day, pembagian buku-buku Kristen, pembagian bible,” ungkap mantan misionaris yang bertaubat dan menjadi aktivis Islam ini.
Sementara itu, ukhuwah antar para ulama dan aktivis terlihat mulai mengendur. Hal ini pun menjadi latar belakang lahirnya Urun Rembug Ulama se-Bekasi Raya.
“Ukhuwah sudah mulai mengendur, dari kalangan para aktivis, para ulama, para asatidz, para habaib, belum ada kerja bareng lagi yang bisa kita lakukan untuk melaksanakan apa yang menjadi perintah syariat Islam,” imbuhnya.
Atas berbagai fenomena tersebut, dalam penutup sambutannya, Ustadz Bernard Abdul Jabbar berharap acara urun rembug para ulama ini bisa menjadi perekat ukhuwah dan mampu mewujudkan bekasi yang ihsan dan bertauhid.
“Semoga pertemuan ini menjadi pertemuan yang penuh barokah dan kali ini Urun Rembuh Ulama Se-Bekasi Raya kita usung tema Menuju Bekasi Ihsan dan Berstauhid,” tutupnya. [AW]