BEKASI (Panjimas.com) – Ketua Badan Pekerja Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB), Ustadz Maulana Al-Hamdani menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kehadiran para tamu dalam rangka Urun Rembug Ulama Se-Bekasi Raya.
Ustadz Maulana mengisahkan pertemuannya dengan Ketua MUI Kota Bekasi, KH Mursyid Kamil yang menginspirasi digagasnya acara tersebut.
“Beberapa waktu yang lalu, saya dan Ustadz Abu Al-Izz bersilaturahim kepada Ketua MUI Kota Bekasi KH Mursyid Kamil, menjelang kami pamit beliau berpesan bahwa perlu duduk bareng para ulama, karena betapa banyaknya masalah kita,” kata Ustadz Maulana di Aula Masjid Agung Al-Barkah, Jalan Veteran, Kota Bekasi, Jawa Barat pada hari Jum’at (5/6/2015).
Ia juga mengungkapkan, meskipun berbeda betapa pentingnya persatuan antar ulama, tokoh serta aktivis Islam. Hal itu sebagaimana pesan dari Ketua MUI Kota Bekasi, KH Mursyid Kamil.
Intinya mari kita jadikan Bekasi kota yang Ihsan, tetapi harus bertauhid baru ada ihsan. Tidak mungkin muncul ihsan kalau tidak bertauhid
“Terkahir beliau berpesan kepada kami berdua, di dalam Al-Qur’an tidak ada kalimat wa laa tamuutunna illaa wa antum nahdliyyun, illaa wa antum muhammadiyyun, illaa wa antum salafiyyun, tapi wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimun (janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam). Tidak ada perbedaan bagi kita, walaupun memang kita beda, beda peci, beda baju tapi kita bersaudara. Maka dalam momen ini mari bersama kita manfaatkan sedikit waktu, kami ingin mendapatkan masukan,” ungkapnya. (Baca: Kerisauan ini Latar Belakangi Urun Rembug Ulama Se-Bekasi Raya)
Terakhir, dalam penutup sambutannya, Ustadz Maulana Al-Hamdani berharap agar Bekasi menjadi kota yang Ihsan dan bertauhid.
“Intinya mari kita jadikan Bekasi kota yang Ihsan, tetapi harus bertauhid baru ada ihsan. Tidak mungkin muncul ihsan kalau tidak bertauhid,” ujarnya. [AW]