JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Ustadz Jumani, Imam Masjid Darul Amanah, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengalami kecelaan kerja yang parah. Kakinya hampir putus terkena pisu gerinda, kini dirawat dan membutuhkan biaya pengobatan yang sudah mencapai lebih dari Rp 17 juta rupiah.
Sudah beberapa hari ini, Ustadz Jumani mengerjakan borongan proyek di rumah salah seorang kliennya. Maklum, selain sebagai Imam Masjid ia juga mencari nafkah sebagai buruh bangunan, hal ini tentu demi memenuhi tuntutan ekonomi keluarganya.
“Dia ini sehari-hari sebenarnya sebagai imam rawatib di masjid kami, Darul Amanah, Jatiasih, dimana saya dan dulu almarhum Pak Ahmad Sumargono atau Gogon sering shalat berjamaah di sana,” kata mantan misionaris yang kini menjadi aktivis Islam, Ustadz Bernard Abdul Jabbar, kepada Relawan Infaq Dakwah Center (IDC) di Rumah Sakit Islam, Pondok Kopi, Jakarta Timur, pada Selasa malam (8/9/2015).
Di hari nahasnya, Ustadz Jumani tengah mengganti plafon dengan baja ringan di rumah tersebut, namun tak disangka alat yang digunakannya itu jatuh dan mengenai kakinya.
“Kejadiannya kurang lebih sekitar jam 09.00 WIB, ketika dia sedang menurunkan plafon, kemudian dia menggunakan sebuah alat semacam gerinda, lalu jatuh alat itu dan mengenai kakinya,” ujar Ustadz Bernard.

Menurut keterangan rekan kerjanya, karena terkena pisau gerinda yang cukup tajam itu, kakinya hampir putus dan banyak mengeluarkan darah.
“Tadinya dia ngga sadar kalau kakinya kena, lalu pas lihat banyak darah dia teriak-teriak; kaki saya mau putus,” ungkapnya.
Ustadz Jumani berusaha memanggil kawannya untuk meminta pertolongan, hingga dibawa ke rumah sakit.
“Temannya itu ngga sanggup juga nolong, ikut teriak-teriak, lalu ditolong sama beberapa warga, dan dibawa ke rumah sakit,” imbuhnya.

Namun, amat disayangkan dari mulai pukul 10.00 WIB tiba di Rumah Sakit Islam, Pondok Kopi, hanya ditangani sebentar sekedar menghentikan pendarahan, lalu baru dioperasi pukul 15.00 WIB.
Ironisnya, di sebuah rumah sakit berlabel Islam, penanganan tindakan operasi untuk seorang Imam Masjid, Ustadz Jumani, tetap saja tak bisa dilakukan tanpa ada jaminan dana 50 % dari total biaya operasi Rp 17 juta rupiah.
“Saya ke sini Ba’da Zhuhur, setelah dapat laporan dari marbot masjid, sampai di sini, mereka tidak mau mengambil tindakan operasi sebelum ada dana. Lalu usahakan bayar satu juta dulu, tapi tidak bisa. Biaya operasinya itu Rp 17 juta, harus dibayar setengahnya. Saya minta keringanan supaya dibantu, sebab dia ini orang tidak punya, lalu saya sebagai jaminannya, tetap tidak bisa. sampai akhirnya saya terus negoisasi, lalu saya urus pembayaran uang muka itu Rp 7 juta, baru dia mau, itu pun sudah pukul 15.00 WIB, baru masuk ruang operasi,” ungkap Ustadz Bernard, yang ikut membantu.

Di rumah sakit itu juga tidak melayani kartu sehat, dengan alasan rumah sakit tersebut masuk wilayah Kota Bekasi.
Sementara, tagihan rumah sakit untuk biaya operasi saja kini sudah mencapai Rp.17 juta, itu belum termasuk biaya obat-obatan dan rawat inap selanjutnya.
Ibu Sumiati, istri Ustadz Jumani saat ditemui relawan IDC di tempat yang sama, tentu saja mengalami kesulitan menanggung biaya pengobatan tersebut.
“Sampai saat ini saya masih belum ada biaya, berobat ini juga saya dibantu baru sama keluarga, juga sama Ustadz Bernard,” ucapnya.
Melihat kondisi yang memprihatinkan tersebut, Ustadz Bernard mengaku tak tega. Ia berharap, kaum Muslimin, khususnya para muhsini bisa membantu biaya pengobatan Imam Masjid Darul Amanah, Ustadz Jumani.
Selama ini, Ustadz Jumani dikenal memiliki hafalan Al-Qur’an yang cukup banyak, sehingga ia diamanahi sebagai imam rawatib. Ia juga suka mengajar pengajian di masjid tersebut.
“Kami mengharapkan kepada kaum Muslimin di mana pun berada, khususnya para pembaca dan donatur Infaq Dakwah Center (IDC), agar bisa membantu meringankan beban biaya pengobatan, karena sangat membutuhkan uluran tangan dari kaum muslimin sekalian,” tandasnya.

INFAQ DARURAT UNTUK MEMBANTU IMAM MASJID DARUL AMANAH
Musibah yang dialami Ustadz Jumani adalah penderitaan kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).

Bagi kaum Muslimin yang terpanggil untuk membantu meringankan biaya pengobatan Ustadz Jumani bisa mengirimkan donasi ke program Dana Infaq Darurat (DINAR) IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Bantuan disalurkan dalam bentuk bantuan pengobatan.
- Bila biaya pengobatan Ustadz Jumani tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050
- PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0.
