TRENTON, ONTARIO, (Panjimas.com) – Tersangka telah ditangkap menyusul serangan penembakan Jamaah Masjid Quebec di Kanada yang menghabisi nyawa 6 Muslim dan melukai 19 lainnya, jelas pihak berwenang Kanada, Senin (30/01).
Saat konferensi pers, Kepolisian Quebec tidak mengidentifikasi tersangka yang terlibat dalam insiden penembakan hari Ahad (29/01) di Islamic Cultural Centre of Quebec di ibukota Provinsi Quebec City.
Akan tetapi beberapa media Quebec melaporkan dugaan pelaku adalah Alexandre Bissonnette.
Para korban, sedang berada di Masjid untuk menunaikan shalat, dan berkisar di usia 39-60 tahun, dikutip dari Global News Television.
Lima korban masih dirawat di rumah sakit dan 3 lainnya berada dalam kondisi kritis.
Bissonnette dilaporkan menyerahkan diri ke polisi sekitar 1 jam setelah serangan di Masjid di Lingkungan Sainte-Foy sekitar pukul 8 malam waktu setempat (O1.00GMT).
Polisi Quebec, belum menyebutkan motif penembakan, dan tidak menyebutnya sebagai serangan teroris.
Akan Tetapi Quebec Premier, Philippe Couillard mengatakan kejahatan itu harus diperlakukan sebagai tindakan terorisme.
“Ini adalah tindakan pembunuhan yang ditujukan pada kalangan tertentu [Muslim],” kata Couillard saat berbicara dalam konferensi pers.
“Saya pikir mayoritas warga, tidak hanya di Quebec tetapi di tempat lain, akan menggambarkannya seperti itu.”
Kami mengutuk serangan teroris atas umat Islam ini di pusat ibadah dan perlindungan mereka,” kata PM Trudeau dalam sebuah pernyataan.
PM Trudeau menegaskan bahwa Muslim Kanada merupakan bagian penting dari kesatuan nasional kami dan tindakan-tindakan yang tidak masuk akal ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat, kota-kota dan negara kami.”
Dalam cuitannya, Quebec Premier, Couillard menegaskan bahwa “Quebec secara tegas menolak kekerasan biadab ini. Semua solidaritas kami haturkan kepada korban yang terluka dan keluarga-keluarga mereka.”
Couillard menyatakan bahwa bendera-bendera provinsi akan dikibarkan setengah tiang setelah serangan itu. Salah satu sumber mengatakan kepada Radio-Canada, layanan berbahasa Perancis Canadian Broadcasting Corporation, polisi sedang menyelidiki apakah tersangka menghadiri Universitas Laval di Quebec City.
Polisi mengatakan patroli telah ditingkatkan di universitas dan di Masjid-Masjid di Quebec.
Dalam pesan di akun resmi Facebook Quebec Islamic Center, Takmir Masjid menyerukan masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan awal sebelum menyebar rumor.
“Situasinya sangat kritis tetapi InsyaAllah kami siap menanggungnya.”, demikian pernyataan pengurus Masjid.
Presiden Masjid, Mohamed Yangui, tidak berada di dalam Masjid, ketika penembakan terjadi tetapi Ia mengatakan bahwa dirinya menerima panggilan telepon panik selama dan setelah serangan.”
Mengapa ini terjadi di sini? Ini adalah barbar,” kata Yangui kepada wartawan.
Quebec telah menyaksikan sejumlah insiden Islamophobia dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Juni lalu, potongan kepala babi dilemparkan ke pintu Masjid dengan ujaran tercatat “Bon appetit”, selama bulan suci Ramadan, dikutip dari Anadolu Agency.
Serangan ini merupakan penghinaan terhadap Syariat Islam yang melarang konsumsi daging babi bagi Umat Islam.
Pada tahun 2015 lalu, seorang pria dengan penutup masker mengancam komunitas Muslim Quebec dalam sebuah rekaman video YouTube.[IZ]