SOLO, (Panjimas.com) – Puisi yang dibawakan Sukmawati Sukarnoputri banjir kecaman. Berbagai kalangan memprotes terkait isi dari puisi tersebut. Ada yang melaporkan ke polisi, membuat pernyataan sikap dan lain sebagainya. Terkait hal tersebut ada salah satu cara yang digunakan oleh sekelompok masyarakat Solo dalam menanggapai persoalan itu yaitu dengan cara melakukan parade puisi.
Mengambil tempat di pintu selatan Stadion Manahan Solo, Selasa (3/4) malam, beberapa orang warga Solo duduk diatas tikar melingkar. Ditemani temaram bulan meraka berdiskusi menyampaikan protes terkait puisi Sukmawati yang cenderung melecehkan ajaran Islam.
Selain berdiskusi warga Solo tersebut juga membacakan puisi secara bergantian. Salah satu peserta yang tampil adalah Ahmad Sigit.
Sukma Mati
Raga Mati
Jiwa Mati
Ingin padamkan caya Illahi…
Begitu penggalan bait yang dibacakan oleh Warga Sukoharjo tersebut.
Sementara itu Koordinator acara tersebut Dadio Hasto dihadapan waratwan mengatakan bahwa kegiatan tersebut didakan sebagai bentuk reaksi atas puisi Sukmawati Sukarnoputri.
“Budayawan muslim Solo raya adakan malam keprihatinan budaya dan doa bersama atas puisi yang disampaikan oleh Sukmawati Sukarnoputri.” Ujarnya Selasa, (3/4).
Budaya apapun apapun jenisnya jika sudah menyinggung agama atau norma sosial saya kira itu budaya yang kurang tepat.
Semoga masalah ini menjadi pelajaran kita semua.Bahwa ajaran agama apapun harus kita hormati bukan disbanding dengan sebuah budaya tradisi.
Terkait acara malam itu Dadio Hasto berancana akan mengadakan aksi yang lebih besar lagi. Bahkan tidak menutup kemungkinan elemen masyarakat Solo juga akan melaporkan persoalan tersebut ke kepolisian. [RN]