JAKARTA, (Panjimas.com) – Pelaksanaan acara Reuni 212 minggu lalu sudah berjalan dengan sukses. Panitia berhasil menyelenggarakan acara dengan baik. Peserta yang hadir juga diluar perkiraan. Ada yang menghitung sekitar 9 juta orang hadir. Bahkan ada perkiraan diatas 11 juta yang turut datang di acara itu.
Namun dibalik kesuksesan pelaksanaan acara Reuni 212 tersebut terselip sebuah cerita tentang adanya gangguan teror jelang pelaksanaan acara itu.
Hal ini seperti yang disampaikan penjelasannya oleh Ketua Panitia Reuni 212, Ustdaz Bernard Abdul Jabar pada saat konferensi pers yang diadakan disebuah tempat di daerah Tebet, Jakarta Selatan pada Jum, (7/12).
Adapun gangguan teror yang didapatkan panitia acara adalah adanya ledakan sebuah benda berbentuk telepon genggam di lokasi acara yang berada di kawasan Monas Jakarta Pusat.
Namun demikian, tidak ada korban jiwa dan keruskan yang berarti pada saat teror itu terjadi pada malam sebelum pelaksaanan acara Reuni Aksi Bela Islam Jilid 2 tersebut.
Lebih lanjut Ustadz Bernard Abdul Jabbar menjelaskan kalau ledakan terjadi bukan pada sebuah Gensetnya, akan tetapi yang meledak adalah sebuah Handphone yang ditempel menggunakan lakban pada genset.
“Di genset tersebut ditaruh sebuah handphone, kejadiaannya terjadi pada pukul 7 malam. Yah, antara sehabis Maghrib sampai menjelang Isya, hp di atas genset itu pun meledak,” ujar Ustadz Bernard dalam konferensi pers pada Jumat, (7/12).
Setelah ledakan terjadi, lebih jauh Ustadz Bernard mengatakan kalau panitia langsung melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak kepolisian. Kemudian, Polisi mengirim Gegana untuk melakukan penyisiran di lokasi Reuni 212. Tim Gegana menemukan sebuah genset juga yang ditempelin pula atau diikat sebuah handphone dengan menggunakan lakban.
“Nah ini yang kami maksud adalah teror saat malam sebelum acara Reuni 212 berlangsung. Namun alhamdulillah tidak ada korban,” katanya.
Kemudian sebagai penegasan, Ustadz Bernard menegaskan lagi jika ledakan berasal dari sebuah handphone bukan dari genset atau benda lainnya. Tetapi handpone itu ditempel lakban di genset di lokasi acara.
“Sekali lagi handphonenya yah yang meledak, yang aneh adalah HP-nya itu sudah dilakban di genset,” tururnya.
Dalam analisa Ustadz Bernard mengatakan jika ada kemungkinan pelaku berharap ledakan HP yang ditempel pada genset, akan menyebabkan ledakan pula pada genset tersebut.
“Nah ini ada adalah upaya untuk membuat kekacauan, kita sudah melaporkan ke kepolisian dan barang bukti sudah ada di Kepolisian, namun kami tidak tahu kalau ditindak lanjuti atau tidak laporannya,” pungkasnya. [ES]