MOROTAI (Panjimas.com) – Tercatat sebanyak 500 siswa SMA Negeri 1, SMK Pelayaran, SMPN 1, MIS Gotalamo Aliyah dan SD se-Kota Daruba Morotai ikut Karnaval Merah Putih yang digelar Yayasan Barokah Surya Nusantara (YBSN) di pantai Armydoc Nepebest, Kecamatan Morotai Selatan, kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Kamis (21/2/2019).
Kegiatan yang dikemas dengan aksi sosial dan solidaritas kebangsaan serta sosialisasi anti narkoba dan seks bebas itu diarahkan menghadap ke laut dan diduga dibaptis. Kegiatan itu melenceng, karena adanya dugaan Kristenisasi terselubung yang dilakukan YBSN.
Berdasarkan bukti-bukti di lapangan, seperti yang dilaporkan oleh Abdul Khalil Husain dari media online Koridorzine.com, ada instrument dan atribut yang digunakan YBSN menjurus pada simbol misionaris. Kegiatannya yang semula untuk sosialisasi narkoba dan pergaulan bebas, diduga dialihkan pada upaya pendangkalan aqidah dan Kristenisasi terhadap siswa yang notabenenya sebagian besar anak-anak muslim.
Simbol-simbol itu nampak pada pembagian Roti Hidup atau biskuit krispy yang diproduksi khusus dengan logo Tuhan Memberkati yang tercetak pada biskuit tersebut. Begitu pula prosesi penyiraman minyak urapan dengan cara dicipratkan ke peserta mirip baptis, prosesi dalam agama Kristen terhadap mereka yang baru masuk Kristen kepada seluruh siswa.
Siswa kemudian diminta menghadap ke laut sambil memegang roti hidup dan menggikuti pembacaan doa yang dipandu oleh dua wanita sepintas seperti ikrar, dilanjutkan prosesi seremoni.
Dikabarkan, ratusan siswa muslim yang diduga dimurtadkan Yayasan Barokah Surya Nusantara (YBSN) pada penutupan Karnaval Merah Putih di Pantai Army Dock, Kamis, 21 Februari 2019 kembali syahadatkan oleh orang tuanya. Karena kegiatan yang semula ditunjukan untuk sosialisasi narkoba dan seks bebas itu digiring ke kegiatan agama tertentu sebagai upaya pendangkalan aqidah. (des/lil)