KARANGANYAR (Panjimas.com) – Delegasi yang dilakukan Aliansi Ummat Islam Karanganyar (AUIK) usai mendatangi Kantor Setda Karanganyar dalam agenda menyampaikan keberatan terkait Logo mirip salib pada spanduk dirgahayu HUT-RI ke-75, Selasa (4/8/2020) kemarin, akhirnya membuahkan hasil.
Diawali dari penemuan spanduk yang terpasang di beberapa titik di Karanganyar, warga resah kemudian info tersebar ke media sosial dan menimbulkan polemik di kalangan Ummat Islam.
Pasalnya, spanduk tersebut selain dicantumkan angka 75 yang artinya HUT-RI ke 75 tahun desain terbaru, disebelahnya tersusun kotak-kotak merah putih sehingga mirip simbol salib.
Karena menimbulkan keresahan, menurut Ustadz Fadhlun Ali Tokoh Aliansi Ummat Islam Karanganyar mendapat keterangan dari Pihak Setda Karanganyar melalui telepon pada hari Rabu 5 Agustus 2020 kemarin, akhirnya Setda dan Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menginstruksikan untuk menarik kembali spanduk dirgahayu HUT-RI mirip simbol salib tersebut di seluruh wilayah Karanganyar.
Ustadz Fadhlun berpesan kepada Ummat Islam agar peka, sensitif terhadap agamanya. “Umat Islam jangan sampai kocolongan dengan adanya upaya-upaya terselubung kristenisasi melalui simbol-simbol salib di tempat publik dan Umat Islam harus mempunyai ghiroh dalam menjaga dienul Islam” tandasnya.
Abu Hambro, salah satu tokoh perwakilan AUIK juga berpesan kepada umat Islam agar kritis terhadap dominasi pendidikan yan sangat liberal dan cenderung sering menyudutkan umat Islam. “Ummat Islam harus bangkit untuk mengkritisi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah agar maklumat undang-undang dalam pembukaan UUD 1945 yang substansinya mencerdaskan kehidupan bangsa bisa tercapai” tambahnya.
Sepanduk tersebut adalah desain terbaru yang direlease secara resmi oleh Sekretariat Negara (Setneg) dan telah terpasang secara nasional. Belum ada penjelasan dari pemerintah melalui Setneg terkait simbol kotak-kotak mirip salib tersebut. [Rona]