Jakarta, Panjimas.com – Sekjen MUI, Dr Amirsyah Tambunan memenuhi undangan Mudir Ponpes Uum Syarif Usman di Pesantren Muhammadiyah Al
Furqon Jalan Raya Barat No 21A Desa Cikunten, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam kesempatan pembekalan dan acara pelepasan Wisuda XXV di Aula Ponpes (5/6/22). Buya Amirsyah Tambunan memberikan Tausiyah; pertama, di tengah suasa geopolitik internasional dunia menghadapi berbagai dinamika politik Global di antara antara Rusia dan Ukraina hingga kini belum selesai.
“Dalam kondisi semacam ini Indonesia sebagai negara yang berdaulat dengan sikap politik yang bebas dan aktif tidak boleh terpengaruh.Oleh sebab itu kekompakan dan kebersamaan semua komponen bangsa harus tetap bersatu,” tutur Buya Amirsyah.
Untuk itu menurut Buya Amirsyah, Umat Islam yang mayoritas di Indonesia merupakan salah satu faktor penting mempersatukan umat. Karena itu umat Islam jangan mau di adu domba. Dalam mempersatukan umat Islam semua umat Islam harus mengikuti jejak langkah perjuangan Muhammad Rasulullah Saw untuk meraih kemenangan.
“Jadi sebagai pengikut Muhammad (Muhammadiyah) membutuhkan ulama yang memiliki integritas mempersatukan ummat melalui wadah Nahdatul Ulama (NU) dan merekatkan Persatuan umat Islam (PUI) dan Persatuan Islam (Persis), Wahdah Islamiyah melalui wadah jamaah yang saling menghubungkan (Al Jam’iyatul Washliyah) dan sejumlah Ormas yang bergabung di MUI lebih dari 70 Ormas,” tegasnya.
Kedua, menekankan pembekalan pada santri Al Furqan agar memiliki lima kecerdasan yakni kecerdasan intelektual, spritual, emosional, sosial dan entrepreneurship.
Kecerdasan intelektual bukan hanya cerdas dalam menghitung, mengali, tapi juga berbagi kepada umat. Selanjutnya kecerdasan spritual dengan melipat gandakan keberkahan dari Allah melalui salat berjamah satu imam dan satu makmum dalam dalam salat berjamaah menjadi 27 kali lipat pahala.
Selanjutnya kecerdasan emosional dengan softskill mampu bersikap tangguh, ulet, cekatan, dll. Kecerdadan yang tidak kalang pentingnya adalah kecerdasan sosial yakni mampu bermasyarakat dengan baik seperti yang di perankan Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan hingga kini mendapat kepercayaan dalam mengelola amal usaha Muhammadiyah.
Kecerdasan yang terakhir dalam berwira usaha (entrepreneurship). Oleh karena mengajak para santri teruslah menambah hafalan dari 2 juz menjadi lebih banyak lagi.
Hadir dalam wisuda para santri dan orang tua dengan penuh syukur dan haru karena keberhasilan anak-anak santri menyelesaikan studinya.
Dalam kesempatan yang sama hadir Ketua PWM Jawa Barat Ir. Suhada memberikan amanat agar alumni pesantren Muhammadiyah Al Furqan menjadi kader umat dan kader bangsa untuk menjadi garda terdepan dalam mendukung gerakan Dakwah Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat.
Karena semua amal usaha Muhammadiyah menjadi bagus dari upaya melaksanakan dakwah amar makruf nahi munkar.
Mudir Pesantren Muhammadiyah Uum Syarif Usman dalam amanatnya berharap agar lulusan Al -Furqan dapat menjadi bagian dari ulama, umara’ sehingga menjadi penguat gerakan ulama untuk mengawal moral bangsa.
Karena selama ini kata kang Uum, Kurikulum Pesantren Al Furqon sendiri menyesuaikan dengan kebutuhan persyarikatan dan umat, mengimbangi perubahan sosial sekaligus memberikan solusi terhadap kelangkaan kader mubalig, kader persyarikatan, terutama kader ulama tarjih.
“Dasar kurikulum yang dikembangkan, yakni menyatukan antara ilmu Qur’ani dengan pengembangan bahasa Arab dan bahasan Inggris dengan pengetahuan kontemporer ilmu alam, sosial budaya, matematika, informatika, literatur, dan produktif melalui Dirosah Annusush Arabiyah yang dikembangkan,” pungkasnya.