Jakarta, Panjimas – Kasihan sekali kita melihat nasib sekitar 100-150 orang nelayan di Batam yang tergabung dalam 11 kelompok, per kelompok beranggotakan 11 hingga 15 orang sekarang tidak bisa melaut. Demikian yang disampaikan oleh Buya Anwar Abbas selaku Ketua PP Muhammadiyah melihat fenomena yang terjadi pada masyarakat Nelayan di Batam.
“Kalaupun mereka melaut maka hasil tangkapannya jelas akan sangat sedikit akibat dari adanya limbah minyak berwarna hitam pekat bertebaran di Pantai Kampung Melayu, Batu Besar, Nongsa Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri),” ujar Buya Anwar Abbas kepada Panjimas pada, Jumat (5/5/2023).
Masih menurut Buya lewat pesan tertulisnya, limbah tersebut telah mencemari pantai sejak beberapa hari yang lalu. Sebenarnya peristiwa seperti ini bukanlah pertama kali terjadi tapi nyaris setiap tahun, tapi kali ini rentang nya cukup panjang.
“Untuk itu pemerintah hendaknya meminta pertanggung jawaban kepada pihak perusahaan yang telah mencemari lautan tersebut dan memberi mereka hukuman yang setimpal karena akibat dari tindakan mereka tentu banyak ikan dan biota laut akan mati sehingga hal demikian jelas tidak hanya akan mengganggu kehidupan nelayan tapi juga akan merusak lingkungan hidup yang ada,” tandas Buya Anwar
Oleh karena itu menurut Buya lagi, karena hal ini jelas akan sangat sulit untuk bisa diatasi dalam satu dua minggu maka pihak pemerintah hendaknya juga bisa memberikan kompensasi kepada pihak nelayan sehingga mereka tetap dapat menafkahi keluarga, isteri dan anak-anaknya.
“Sebab kalau tidak ada kompensasi maka para nelayan tersebut tentu akan mengalami kesulitan di dalam menafkahi dan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Hal demikian tentu jelas tidak kita inginkan,” pungkasnya