PARIS, (Panjimas.com) – Di Perancis, 40 sekolah Muslim akan dibuka kembali pekan ini. Di kota satelit, Nanterre, bagian Hauts-de-Seine, dua sekolah Muslim dibuka kembali untuk pertama kalinya. Ibnu Badis Institute telah melekat dan terhubung dengan masjid-masjid setempat. Proyek ini telah ada selama 21 tahun dan sudah menyambut siswa pertama pada bulan September lalu.
Berbeda dengan proyek sekolah yang telah dihentikan oleh pemerintah daerah di La Chapelle-Saint-Mesmin, Ibnu Badis Institute tidak ada masalah dengan pemerintah daerah. Direktur muda sekolah, Sabar Kabbouchi sangatlah antusias saat hari semakin dekat dengan pembukaan.
“Kami percaya bahwa setiap anak itu unik sehingga ruang kelas dibagi menjadi empat kelompok. Hal ini memungkinkan kita untuk menunjukkan setiap siswa bahwa ia adalah bagian dari keseluruhan. Jadi mereka kemudian akan memberikan kontribusi kepada masyarakat, ini dimulai sejak awal tahun ajaran ini, “jelas Kabbouchi. Seperti dilansir Euro-Islam.
“Awalnya, hanya 20 siswa yang akan kami terima. Akan tetapi setelah 500 aplikasi pendaftaran masuk, hanya 152 siswa yang diterima.”, ujarnya .
“Sayang disayangkan bahwa sekolah umum tidak lagi sejalan dengan keinginan beberapa keluarga untuk banyak hal.” Kami melihat kontroversi yang disebabkan oleh sedikitnya makanan tanpa daging di kafetaria sekolah, bahkan ketika kami tidak meminta daging halal. Kami hanya meminta siswa dapat memilih makananya. Hal yang sama berlaku untuk diskriminasi dalam pendirian tertentu terhadap anak perempuan sekolah menengah muda memakai jilbab atau hijab. Ini disebabkan kesadaran kolektif di masyarakat, “kata Kabbouchi.
Untuk Monia dan Oussini itu cukup bukti untuk mengirim anak mereka ke sekolah Muslim, meskipun memakan biaya sekitar € 2.100 Euro per tahun. “Dari usia muda ia akan belajar bahasa Arab. Kesempatan yang saya tidak pernah dapatkan. Dia akan dapat belajar tentang agamanya hingga ia akan mengerti tentang Islam. Dan kemudian dia akan bangga menjadi Muslim Perancis. Memang benar bahwa dalam sebuah sekolah Muslim swasta, ada hal-hal tertentu yang dibahas kurang atau berbeda. Itu plus bagi kami, “jelas ibu tiga anak ini.
Sekolah tidak menerima pendanaan dari pemerintah, tetapi kami berharap akan didanai dalam lima tahun kedepan. Pembiayaan pribadi diperlukan untuk pendirian dan pengelolaan awal selama lima tahun sebelum menerima kontrak negara dan pendanaannya. Saat ini, tiga pendirian sekolah Muslim berada di bawah kontrak negara di Perancis.
Di sekolah-sekolah Katolik, 9000 pendirian telah menyokong sekitar 2 juta siswa, sedangkan komunitas Yahudi memiliki 280 sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah tinggi dengan 30.000 siswa. [IZ]