DUBAI, (Panjimas.com) – Ulama Sunni terkemuka di Iran, Molavi Abdolhamid mengatakan bahwa eksekusi mati warga muslim Sunni pekan lalu dapat mengobarkan ketegangan sektarian di kawasan Teluk, sementara Teheran mengklaim keputusan eksekusi mati tersebut merupakan buntut sikap keras terhadap terorisme yang didukung asing, dilansir oleh Reuters.
Iran baru-baru ini telah mengeksekusi mati 20 Muslim Sunni asal Kurdi yang dituduh melakukan serangan terhadap pasukan keamanan Iran. Tidak ada proses persidangan publik atas mereka [20 Muslim Sunni] selain itu kelompok-kelompok HAM mengatakan bahwa mereka meyakini putusan itu telah didasarkan atas pengakuan paksa.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra’ad Al Hussein mengatakan pada hari Jumat (05/07) bahwa “tuduhan kriminal” yang terlalu luas dan tak jelas telah menyebabkan “sebuah ketidakadilan” yang berujung kematian.
Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan pihaknya terkejut atas pernyataan Komisaris Tinggi PBB untuk HAM itu.
“Republik Islam Iran selalu mengambil langkah-langkah kebijakan yang kuat untuk melawan kelompok teroris yang didukung oleh negara-negara asing,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi sebagaimana dikutip oleh kantor berita milik pemerintah, IRNA.
Molavi Abdolhamid, seorang ulama Sunni terkemuka di Iran mengatakan eksekusi mati itu tidak memiliki “pemikiran dan toleransi” pada saat Iran dan seluruh wilayah Teluk dan kawasan Timur Tengah menderita ekstremisme.
“Keluhan utama kami, adalah bahwa situasi sensitif di wilayah kami belum dipertimbangkan dalam eksekusi ini,” kata Syaikh Abdolhamid, yang dianggap sebagai pemimpin spiritual bagi kelompok minoritas Muslim Sunni di Iran, mengatakan di situs resmi-nya.
Rezim Syiah Iran dan Kerajaan Arab Saudi [Sunni] merupakan dua kekuatan [rival] yang bermusuhan di kawasan Teluk. Upaya-upaa untuk mengeksploitasi perbedaan sektarian menabur ketidakpuasan di negara-negara lain. Pada bulan Januari, Arab Saudi mengeksekusi mati seorang pemimpin Syiah bersama puluhan anggota Al-Qaeda, dan ini memicu kemarahan besar di Iran, hingga menyebabkan Kedubes Saudi diserang para ektrimis Syiah.
Rezim Syiah Iran sebagaimana diketahui memiliki salah satu tingkat eksekusi mati tertinggi di dunia.
Amnesty International [AI] mengatakan setidaknya 977 orang telah dihukum mati di Iran pada tahun 2015 saja, sementara sangat jauh bila dibandingkan dengan 320 orang di Pakistan dan setidaknya 158 orang di Arab Saudi. [IZ]