MOSKOW, (Panjimas.com) — Pada putaran kedua perundingan di Moskow yang membahas berbagai permasalahan Afghanistan telah berakhir. Pemerintah Afghanistan dan Taliban masih tampak bersengketa dan tidak mungkin bernegosiasi tanpa terobosan baru.
Para peserta pertemuan berfokus pada peluncuran dialog langsung antar-Afghanistan yang bertujuan untuk menstabilkan negara dan “sepakat untuk berkonsultasi dalam kerangka mekanisme ini,” demikian menurut Kementerian Luar Negeri Rusia usai pertemuan tersebut, dikutip dari Anadolu.
Kepala Delegasi Pemerintah Afghanistan, Din Mohammad Azizullah, membenarkan bahwa dia “melakukan pembicaraan singkat” dengan anggota Taliban saat makan siang, yang tampak sebagai pembicaraan “ramah”.
Namun Sher Mohammad Abbas Stanikzai, pemimpin kelompok Taliban, menegaskan kembali bahwa pihaknya saat ini tidak menganggap pemerintah di Kabul sebagai pemerintahan yang sah.
“Pemerintah ini tidak mewakili rakyat Afghanistan, jadi kami menolak berhubungan langsung dengan mereka sebelum masalah dengan AS terpecahkan. Oleh karena itu, kami akan berbicara dengan Amerika, terutama tentang penarikan pasukan,” ujarnya.
“Kami bertemu dengan pihak Amerika di meja perundingan dan meminta mereka untuk meninggalkan Afghanistan. Namun, tentu saja, sejauh ini pada negosiasi tahap awal kami belum mencapai kesepakatan,” jelasnya.
KTT Pertama
Pertemuan itu menandai pembicaraan langsung tingkat tinggi pertama antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Konferensi ini digelar di tingkat wakil menteri luar negeri dan perwakilan khusus terkait.
Di awal konferensi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pertemuan itu bermaksud untuk mencari jalan menuju rekonsiliasi nasional di Afghanistan.
Sebelum pertemuan, Habiba Sarabi, anggota delegasi Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan, mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan datang ke Moskow untuk berbicara dengan Taliban.
“Harapan kami adalah berbicara dengan anggota Taliban pada pertemuan ini,” ujarnya.
Dia menambahkan: “Kami datang ke sini untuk solusi politik. Kami menghargai upaya negara manapun yang mencoba berkontribusi untuk perdamaian Afghanistan.”
Afghanistan Desak Pembicaraan Tanpa Prasyarat
Pemerintah Afghanistan dan perwakilan Taliban membuat pernyataan terpisah pada bagian akhir konferensi.
Eshan Taheri, Delegasi Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan, mengatakan bahwa Kabul siap untuk pembicaraan langsung dengan Taliban tanpa prasyarat.
“Kami menegaskan kepada mereka [perwakilan Taliban] bahwa kami siap untuk bernegosiasi tanpa syarat. Kami meminta mereka untuk menentukan tanggal dan tempat untuk pembicaraan langsung itu,” jelas Taheri.
Pertemuan di Moskow membantu mengarahkan kondisi ke pembicaraan langsung ini, tambah dia.
Sementara itu, juru bicara Taliban Mohammed Suhail Shaheen menekankan bahwa penarikan pasukan asing sangat penting untuk proses perdamaian Afghanistan.
Dia juga membantah laporan pengiriman senjata Rusia ke Taliban.
Delegasi Kabul
Kabul mengirimkan lima anggota delegasi ke Moskow, yang dipimpin oleh Azizullah, WakilKetua Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan, dengan juru bicara Habiba Sarabi.
Duta Besar Afghanistan untuk Rusia Qayum Kochai bergabung dengan kelompok ini di Moskow.
Juru bicara Taliban Mohammed Suhail Shaheen menolak untuk mengatakan berapa jumlah delegasi mereka, namun lima perwakilan Taliban hadir di meja bundar di ruang konferensi, dan sebelumnya, hingga sembilan orang tampak.
Stanikzai, Kepala Biro Politik Taliban, memimpin delegasi itu.
Delegasi Afghanistan dan Taliban berada di antara meja bundar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov, yang memimpin pertemuan atas nama negara sebagai tuan rumah.
Utusan Presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov membantu Morgulov menengahi konferensi tersebut.
Para diplomat dari tujuh negara memberikan pidato selama pertemuan, yaitu Wakil Menteri Luar Negeri Pakistan Muhemmed Aejaz, pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Iran untuk Asia Barat Rasul Eslami, Utusan Khusus Tiongkok untuk Afghanistan Deng Xijun, Wakil Deputi Pertama Kazakhstan Mukhtar Tleuberdi, Wakil Menteri Luar Negeri Kyrgyzstan Nurlan Abdrahmanov, Deputi Menteri Luar Negeri Tajikistan Zohir Ozod Saidzoda, dan Wakil Menteri Luar Negeri Uzbekistan Ismatulla Irgashev.[IZ]