AFGHANISTAN, Panjimas – Banyak pihak yang menunggu gebrakan dan langkah yang akan diambil oleh pemerintahan baru Afghanistan dibawah kendali Taliban. Salah satunya adalah kerjasama dengan negara-negara luar.
Termasuk Amerika Serikat (AS) yang pernah menduduki Afghanistan selama kurang lebih 20 tahun lamanya juga bagian dari kerjasama yang akan dibangun oleh pemerintah Taliban. Kemungkinan keterlibatan Washington dalam pembangunan kembali Afghanistan masih dimungkinkan untuk itu.
“Ya, tentu saja, dalam babak baru jika Amerika ingin memiliki hubungan dengan kami, yang bisa menjadi kepentingan kedua negara dan kedua bangsa, dan jika mereka ingin berpartisipasi dalam rekonstruksi Afghanistan, mereka dipersilakan,” ungkap juru bicara Taliban Suhail Shaheen, seperti dilansir dari Sputnik, 7 September 2021.
Pada kesempatan tersebut, Taliban juga menegaskan tidak akan memiliki hubungan apa pun dengan Israel. “Tentu saja, kami tidak akan memiliki hubungan dengan Israel. Kami ingin memiliki hubungan dengan semua negara, tetapi Israel tidak termasuk di antara negara-negara ini,” tambah Shaheen.
Taliban mengambil alih ibukota Afghanistan pada 15 Agustus 2021 setelah AS mengumumkan penarikan pasukan pada akhir Juli. Pada 30 Agustus 2021, AS secara resmi mengumumkan selesainya penarikan pasukannya dari Afghanistan dan akhir dari misi 20 tahunnya di negara tersebut.
Setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban, masyarakat internasional ragu-ragu untuk menjalin hubungan dengan Taliban sebagai kekuatan pemerintahan baru di negara itu. Di sisi lain, Taliban juga dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS, Rusia dan banyak negara lain.