WUPPERTAL (Panjimas.com) – Sejumlah politisi dan media di Jerman pada Senin kemarin menyerukan agar aparat melakukan tindakan keras terhadap sejumlah pria yang turun ke jalan dan menamakan dirinya “Polisi Syariah”.
Sebelumnya, sebuah video beredar di internet menampilkan sejumlah pria, yang diantaranya ada laki-laki bernama Sven Lau, ia dikenal sebagai aktifis Muslim Jerman yang beberapa hari terakhir melakukan patroli di jalanan untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Koran Die Welt menulis “Tidak ada toleransi untuk Salafi”. Setelah Sven Lau yang seorang mualaf bersama beberapa pria lainnya mengenakan rompi warga oranye dengan tulisan “Polisi Syariah” dan “berpatroli” di kota Wuppertal barat.
“Polisi Syariah” dalam patrolinya mengatakan kepada para pengunjung klub malam agar tidak meminum alkohol, tidak mendengarkan musik, tidak berkelahi dan tidak berjudi.
Tidak dilaporkan ada kekerasan yang dilakukan “Polisi Syariah” itu.
Di bawah hukum Jerman, kegiatan “Polisi Syariah” ini bisa dibawa ke persidangan jika dianggap mengganggu ketertiban umum.
Polisi mengatakan, patroli dari Polisi Syariah ini berlangsung pekan lalu. Polisi juga mendesak masyarakat untuk menghubungi petugas jika melihat perilaku mencurigakan terkait dengan aktifitas orang Islam.
Sejauh ini polisi tidak menahan seseorangpun terkait Polisi Syariah. Namun politisi Jerman memperingatkan aparat agar menindak tegas kegiatan “patroli Islam” ini jika mereka bertindak lebih jauh.
“Kami tidak akan mentolerir kegiatan penegakkan hukum yang ilegal,” kata Menteri Kehakiman Heiko Maas memperingatkan.
“Hukum Syariah tidak bisa dilaksanakan di tanah Jerman,” kata Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere kepada koran Bild.
Tindakan “Polisi Syariah” Sven Lau dan rekan-rekannya ini mirip seperti Laskar atau Front Pembela Islam (FPI) di Indonesia. (Ahmad/al arabiya)