JAKARTA (Panjimas.com) — Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar pengajian bulanan di Auditorium KH. Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Jumat (06/07) malam. Dalam diskusi kali ini, PP Muhammadiyah mengangkat tema ‘Silaturahim Untuk Kemajuan Umat dan Bangsa’.
Sekitar 250 kader, pengurus dan warga Muhammadiyah menghadiri acara ini. Hadir sebagai pembicara, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, Pendiri Quantum Akhyar Institute Ustadz Adi Hidayat, Lc., M.A, Ketua Yayasan Swara Peduli Indonesia Ustadz Endang Mintarja, MA.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sambutannya mengatakan, bahwa silaturahim adalah ajaran Islam yang sangat luar biasa.
“Inilah kelebihan Islam. Islam memiliki satu konsep sekaligus mengandung banyak aspek yang dibutuhkan kehidupan manusia yang esensial,” kata Haedar Nashir di Auditorium KH. Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Jum’at (06/07).
Mantan Ketua PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah itu menyebut, Islam menjadi lebih ‘kaya’ dengan ajaran silaturahim.
Menurut Haedar Nashir, silaturahim intinya mempertautkan persaudaraan. “Awalnya karena senasab, sekerabat. Namun, secara lebih luas persaudaraan itu seiman, sesuku, sebangsa, bahkan dalam kemanusiaan yang universal,” sambung Haedar.
Oleh karenanya, keberbedaan agama, suku, agama, dan ras, sesungguhnya tidak menghalangi manusia untuk silaturahim karena berasal dari sumber yang sama, yaitu Adam ‘alaihissalam.
“Apalagi kalau kita masukan ke dalam proses penciptaan manusia, semuanya adalah makhluk Allah yang Maha Mulia,” ungkap Haedar.
Namun demikian, penulis buku ‘Muhammadiyah sebagai Gerakan Pembaharuan’ itu menjelaskan, silaturahim itu ajaran yang teorinya bisa disebut mudah, tetapi aktualisasinya tidak selalu mudah dalam realitas kehidupan.
“Bahkan orang tau manfaat silaturahim sering mengutip hadits bahwasanya ‘silaturahim itu diberi jaminan untuk diperluas rizki dan jejak hidupnya’. Orang tau itu, bahkan silaturahim dalam berbagai dimensi ukhuwah. Teorinya semakin berkembang ada ukhuwah Islamiyah, bashoriyah, insaniyah, wathoniyah. Semua teori dan kosa kata keagamaan itu indah, tapi ketika aplikasi itu tidak selalu mudah.” pungkas Haedar.[DP]