• About Us
  • Archives
  • Blog
  • Contact
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Donation
  • Full Width Page
  • Home
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
No Result
View All Result
Panjimas
Advertisement
  • NEWS
    • Nasional
    • Internasional
  • ISLAMIA
    • Aqidah
    • Kuliah Akhlaq
    • Doa & Zikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Sirah Nabi
    • Thibbun Nabawi
  • INSPIRASI
    • Salafus Shalih
    • Tokoh
    • Muallaf
    • Miracle
      • Mukjizat Qur’an
      • Keajaiban Sunnah
      • Karomah Syuhada
  • NAHIMUNKAR
    • Aliran Sesat & TBC
    • Kristenisasi & Pemurtadan
    • SEPILIS
    • Konspirasi
  • PARENTING
    • Muslimah
    • Remaja
  • Citizens
    • Opini
    • Suara Pembaca
    • Silaturrahim
    • Agenda Umat
  • PANJIMART
    • Properti
    • Produk Digital
    • Rupa-Rupa
    • Resensi Buku
  • GALERI
    • Photo
    • Video
  • SOLIDARITAS
    • Panjimas Care
    • Filantropi
  • NEWS
    • Nasional
    • Internasional
  • ISLAMIA
    • Aqidah
    • Kuliah Akhlaq
    • Doa & Zikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Sirah Nabi
    • Thibbun Nabawi
  • INSPIRASI
    • Salafus Shalih
    • Tokoh
    • Muallaf
    • Miracle
      • Mukjizat Qur’an
      • Keajaiban Sunnah
      • Karomah Syuhada
  • NAHIMUNKAR
    • Aliran Sesat & TBC
    • Kristenisasi & Pemurtadan
    • SEPILIS
    • Konspirasi
  • PARENTING
    • Muslimah
    • Remaja
  • Citizens
    • Opini
    • Suara Pembaca
    • Silaturrahim
    • Agenda Umat
  • PANJIMART
    • Properti
    • Produk Digital
    • Rupa-Rupa
    • Resensi Buku
  • GALERI
    • Photo
    • Video
  • SOLIDARITAS
    • Panjimas Care
    • Filantropi
No Result
View All Result
Panjimas
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Polri, Lekas Keluar dari Situasi Paling Kritis!

10 Mar 2024
in Uncategorized
Reading Time: 3 mins read
A A
Polri, Lekas Keluar dari Situasi Paling Kritis!
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

(Panjimas.com) – Dilatari niat tulus, selama ini, saya selalu mengusung tiga tema utama saban kali menyoroti institusi kepolisian. Pertama, pentingnya kepedulian pada sisi insani personel kepolisian. Kedua, situasi idaman berupa kemitraan antara masyarakat dan polisi. Ketiga, masukan apalagi kritik terhadap polisi tetap dibutuhkan, namun jangan sampai membuat para personelnya, utamanya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, mengalami demotivasi dan demoralisasi.

Semua muatan itu bisa ditakar lewat pernyataan-pernyataan maupun tulisan-tulisan saya di berbagai media dan forum diskusi publik.

Tapi film “Kau adalah Aku yang Lain” benar-benar bikin gempar. Kendati cuma berdurasi hanya beberapa menit, isi film itu diperburuk oleh penayangannya pada masa keramat bagi umat Islam. Tambahan lagi, film itu dipublikkan melalui akun media sosial resmi Polri, serta diperparah oleh penghargaan yang dianugerahkan kepadanya. Empat hal itu–isi, momen, pengunggah, dan trofi–menggumpal sedemikian sempurna, mempertaruhkan kepercayaan masyarakat sebagai amunisi andalan otoritas kepolisian.

Perpaduan empat hal pada film “Kau adalah Aku yang Lain”, seperti tersebut di atas, berpotensi kuat menimbulkan sejumlah dampak. Yaitu, kekecewaan, amarah, dan sakit hati masyarakat, khususnya komunitas muslim. Dan itu adalah respons yang sangat manusiawi. Terlebih ketika pada saat yang sama masyarakat secara sungguh-sungguh tengah berupaya memadamkan gelegak hati mereka pasca inkracht-nya putusan hakim terhadap terdakwa penista agama.

Dampak lain adalah, alih-alih menanam impresi serta ingatan positif masyarakat tentang profesionalisme dan civility personel kepolisian, film dimaksud justru menghadirkan risiko berupa merenggangnya relasi masyarakat dan polisi. Juga, tak bisa dipungkiri, ‘berhadap-hadapan’-nya dua representasi umat dalam film tersebut dapat berimbas suram terhadap harmoni dalam kebhinekaan sebagai narasi sentral yang sedang hangat di Tanah Air. Ringkasnya, gagal menjadi produk kreatif yang mendapat tempat di hati khalayak, film “Kau adalah Aku yang Lain” justru sangat mungkin berakibat kontraproduktif bagi institusi kepolisian sendiri.

Secara khusus, penghargaan yang diberikan kepada film “Kau adalah Aku yang Lain” menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana sesungguhnya persepsi masa kini antara polisi dan komunitas agama tertentu. Pertanyaan semacam itu pula yang melatarbelakangi banyak riset tentang persepsi bahkan perlakuan antara polisi dan kelompok ras tertentu di Amerika Serikat. Simpulan kajian-kajian di negeri Paman Sam tersebut ternyata serupa satu sama lain, bahwa memang ada persepsi dan perlakuan diskriminatif. Polisi cenderung memandang negatif warga dari ras tertentu dan, demikian pula kebalikannya, ras tertentu cenderung menilai polisi secara lebih negatif dibandingkan dengan penilaian dari ras lain.

Tentu, apabila studi yang sama dilakukan di sini, saya berharap temuannya tidak akan semengerikan itu. Begitu juga, saya ingin menyingkirkan jauh-jauh purbasangka bahwa sentimen negatif itu pula yang mendasari keputusan juri untuk memenangkan “Kau adalah Aku yang Lain” sebagai juara pertama kategori film pendek Police Movie Festival ke-4. Sama halnya, saya ingin mengubur dalam-dalam rasa khawatir bahwa saat ini pada otoritas penegakan hukum tengah berkembang agenda untuk memomisikan komunitas tertentu sebagai pihak yang harus dijadikan sebagai sasaran utama dalam kerja partikular mereka.

Betapa pun masifnya reaksi negatif khalayak terhadap film “Kau adalah Aku yang Lain”, sebagai sebuah institusi, Polri tetap harus dijaga. Walaupun kepercayaan publik terhadap jajaran kepolisian bisa amat-sangat dipertaruhkan akibat film tersebut, korps Tribrata harus tetap terus didorong agar bisa menjadi sahabat terpercaya masyarakat. Membiarkan rasa percaya menguap tak bersisa hanya akan menciptakan situasi ideal bagi aksi-aksi kejahatan. Dalam situasi seperti itu, polisi dirugikan, meski tetap masyarakat sendirilah yang paling terkorbankan.

Memang, tidak adil bahkan sama sekali tidak realistis apabila masyarakat menjadi satu-satunya pihak yang diberikan ‘beban’ untuk mempertahankan kepercayaan mereka terhadap lembaga kepolisian. Institusi kepolisian juga harus melakukan sesuatu agar publik–selaku pihak yang terlukai–sudi untuk melakukan itu. Langkah konkret yang sudah sepatutnya diambil Polri adalah dimulai dengan meminta maaf kepada masyarakat luas, teristimewa kepada komunitas yang di dalam film “Kau adalah Aku yang Lain” telah digambarkan (difitnah) secara keji sebagai kaum penindas.

Polri juga sudah sepantasnya menarik kembali pengumuman tentang pemenang Police Movie Festival ke-4, sekaligus menyatakan pengumuman tersebut sebagai kekeliruan.

Seiring dengan itu, Divisi Profesi dan Pengamanan Polri semestinya terpanggil untuk melakukan penyelidikan secara serius dan tuntas terhadap lingkup internal kepolisian. Langkah ini semakin relevan karena poster-poster Police Movie Festival memuat logo Polri. Divisi Propam perlu bergegas menelisik unit dan individu di dalam organisasi Polri yang telah menjerumuskan institusi kepolisian ke situasi kritis yang kini sedang berlangsung.

Puncaknya, sebagai kompensasi atas kerusakan fatal berupa terkoyaknya amunisi utama polisi, adalah tak terelakkan: seluruh jajaran kepolisian dan masyarakat yang polisi layani patut menundukkan kepala serta mengkhidmatkan diri dalam doa yang selama ini berulang-ulang dipanjatkan oleh para pemuka agama sebagai tanda kecintaan pada bangsanya. Yaitu, agar Tuhan mengirimkan pemimpin yang melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka (baca: organisasi) sendiri serta bagi semesta orang di negeri ini. Allahu a’lam. [RN/republika]

 

Penulis, Reza Indragiri Amriel
Peserta Community Policing Development Program, Jepang

 

Tags: divisi humas polriheadlinesKau Adalah Aku yang Lain
ShareTweetSend
Previous Post

Habib Rizieq Serukan Tidak Ada Rekonsiliasi Tanpa Stop Kriminalisasi Ulama & Aktivis

Next Post

Jumlah Mualaf di Majelis Az Zikra Kini Mencapai 665 Orang

Next Post
Jumlah Mualaf di Majelis Az Zikra Kini Mencapai 665 Orang

Jumlah Mualaf di Majelis Az Zikra Kini Mencapai 665 Orang

MTW Sensus Produk Muslim untuk Kebangkitan Ekonomi Umat

MTW Sensus Produk Muslim untuk Kebangkitan Ekonomi Umat

Terkait Penggrebekan Densus 88 di TK Amanah Ummah Klaten, Kak Seto: Ini Tindakan Kurang Profesional

KPAI Sebut Film “Surat Kecil untuk Tuhan” Tak Layak Ditonton Anak

  • Latest
  • Popular
Pengumuman Nomor Kontak Baru Redaksi Panjimas.com

Pengumuman Nomor Kontak Baru Redaksi Panjimas.com

8 Mar 2024
Sinead O’Connor Bangga Menjadi Muslim

Sinead O’Connor Bangga Menjadi Muslim

18 Mar 2024
Tolak Keras Akui Israel, DSKS Protes ke DPRD Solo

Tolak Keras Akui Israel, DSKS Protes ke DPRD Solo

11 Jun 2025
Gema Takbir Jogja yang diselenggarakan AMM Gondomanan 30 Maret 2025

Gema Takbir Jogja yang diselenggarakan AMM Gondomanan 30 Maret 2025

28 Mar 2025
UU Baru Disahkan, Masyarakat Diambang Kecemasan

UU Baru Disahkan, Masyarakat Diambang Kecemasan

28 Mar 2025
Pondok Ngruki Buka Puasa Bersama BRIN dan Balitbang Agama Semarang

Pondok Ngruki Buka Puasa Bersama BRIN dan Balitbang Agama Semarang

22 Mar 2025
Perang Spanduk Antara Laskar VS Gudang Miras Terus Berlanjut

Perang Spanduk Antara Laskar VS Gudang Miras Terus Berlanjut

11 Mar 2025
Gudang Miras di Colomadu Ngeyel Berdiri Padahal Ditolak Warga, Siapa Bekingnya?

Gudang Miras di Colomadu Ngeyel Berdiri Padahal Ditolak Warga, Siapa Bekingnya?

8 Mar 2025
Buka Kedai Babi di Pasar Malam Arabian, Mall Sukoharjo Nodai Bulan Suci

Buka Kedai Babi di Pasar Malam Arabian, Mall Sukoharjo Nodai Bulan Suci

1 Mar 2025
Polri, Lekas Keluar dari Situasi Paling Kritis!

Polri, Lekas Keluar dari Situasi Paling Kritis!

50 Ciri Gangguan Jin

50 Ciri Gangguan Jin

Benarkah 2 Juta Muslim Murtad Tiap Tahun?

Benarkah 2 Juta Muslim Murtad Tiap Tahun?

Inilah Kisah-kisah Keji & Tak Senonoh yang Melecehkan para Nabi dalam Kitab Suci Kristen

Inilah Kisah-kisah Keji & Tak Senonoh yang Melecehkan para Nabi dalam Kitab Suci Kristen

Hubungan Suami Istri Disunnahkan pada Malam Jum’at?

Hubungan Suami Istri Disunnahkan pada Malam Jum’at?

Kisah Malang Tabi’in Mujahid Hafal Al-Qur’an yang Murtad, Apa Penyebabnya?

Kisah Malang Tabi’in Mujahid Hafal Al-Qur’an yang Murtad, Apa Penyebabnya?

Penyaliban Firaun dan Yesus, Fakta atau Fiktif?

Nih Sejarahnya Kenapa Yesus Dianggap Tuhan

  • About Us
  • Contact
  • Disclaimer
  • Copyright
  • Donation
  • Pedoman Media Siber

Seluruh materi baik artikel, berita, foto, video maupun logo dalam situs Panjimas.com bebas copy untuk keperluan dakwah dan referensi non-komersial, dengan mencantumkan sumbernya (Panjimas.com).Anda bisa turut berdakwah dengan mengirimkan informasi, berita, artikel dan opini untuk dipublikasikan non komersial.

Email: [email protected] | Telp/SMS: 0812 60000 560

Copyright © 2025 — Panjimas. All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • NEWS
    • Nasional
    • Internasional
  • ISLAMIA
    • Aqidah
    • Kuliah Akhlaq
    • Doa & Zikir
    • Fiqih
    • Khutbah
    • Sirah Nabi
    • Thibbun Nabawi
  • INSPIRASI
    • Salafus Shalih
    • Tokoh
    • Muallaf
    • Miracle
      • Mukjizat Qur’an
      • Keajaiban Sunnah
      • Karomah Syuhada
  • NAHIMUNKAR
    • Aliran Sesat & TBC
    • Kristenisasi & Pemurtadan
    • SEPILIS
    • Konspirasi
  • PARENTING
    • Muslimah
    • Remaja
  • Citizens
    • Opini
    • Suara Pembaca
    • Silaturrahim
    • Agenda Umat
  • PANJIMART
    • Properti
    • Produk Digital
    • Rupa-Rupa
    • Resensi Buku
  • GALERI
    • Photo
    • Video
  • SOLIDARITAS
    • Panjimas Care
    • Filantropi

Copyright © 2019
Panjimas. All Rights Reserved.