TEHERAN (Panjimas.NET) – Kelompok Syi’ah garis keras di Iran mengecam kesepakatan pendahuluan Negara Syi’ah Iran dibawah kepimpinanan Presiden Hassan Rouhani dengan kekuatan dunia barat terkait program nuklir negaranya.
Kerangka persetujuan yang rincian lengkapnya masih belum disepakati itu akan mengatur pembatasan kegiatan nuklir Negara Syi’ah Iran dengan imbalan kelonggaran sanksi yang diberkan oleh negara-negara Barat dibawah kendali Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Hossein Shariatmadari, seorang penasehat Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Iran menukar “kuda bersadel” dengan kuda “bertali kekang yang rusak”. Namun ternyata tak sedikit juga orang yang merayakan kesepakatan itu di jalan-jalan kota Teheran.
Sementara itu, Zionis Israel mengatakannya bahwa kesepakatan pendahuluan itu sebagai “sebuah ke arah yang sangat, sangat berbahaya”.
Juru bicara pemerintah, Mark Regev mengatakan, Negara Syi’ah Iran pada akhirnya akan memiliki prasarana nuklir yang luas dan dapat mencapai apa yang dikatakannya sebagai “tujuan satu-satunya” yaitu pengembangan senjata nuklir.
Sesampainya di Teheran, Menteri Luar Negeri Negara Syi’ah Iran disambut sebagai pahlawan pada Jum’at (3/4/2015), atau satu hari setelah menandatangani kesepakatan kerangka P5+1 – dengan negara-negara Barat seperti As, Inggris, Prancis, Rusia, Cina dan Jerman di Lausanne, Swiss. [Muhajir/kmps]