JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Dekan Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Jawa Barat (Jabar), KH Prof Dr Didin Hafidhuddin mengatakan, hendaknya setiap pemimpin menyadari bahaya besar dibalik larangan dan keburukan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Pernyataan itu disampaikan Didin menanggapi kemaksiatan yang semakin merajalela di tengah-tengah masyarakat. Namun belakangan ini, sebagian pemimpin bangsa ini timbul kesan seolah-olah membiarkan bahkan mendukung keburukan tersebut.
“Kebaikan apa yang hendak diharap dari pembenaran kemaksiatan yang jelas dilarang itu?,” ujra Didin dalam kesempatan taushiyah di Masjid Al-Hijri II, kampus UIKA belum lama ini.
Didin secara khusus membahas larangan yang ditetapkan didalam Al-Qur’an Surat Al Maa-idah ayat 90-91, dimana ayat tersebut membahas empat perbuatan yang dilarang secara tegas oleh Islam. Keempat larangan itu yakni; minuman keras (miras), judi, berhala dan mengundi nasib.
“Semua perbuatan itu adalah menjijikkan dan termasuk perbuatan setan,” tegas pria yang juga Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Ketum Baznas) ini.
Menurut Didin, penjelasan di atas menjadi isyarat jika para pemimpin bangsa membiarkan atau melegalkan sebuah kemaksiatan, maka akan berdampak luar biasa berupa kerusakan ditengah-tengah masyarakat.
“Jadi omong kosong kalau ada yang mengatakan, ingin memakmurkan masyarakat dengan cara membiarkan narkoba, miras, judi kasino, yang sudah jelas dilarang. Termasuk di dalamnya wacana legalisasi praktik prostistusi,” tandas Didin.
Didin mengurai beberapa alasan mengapa kemaksiatan tersebut harus diberantas hingga ke akar-akarnya. Pertama, melahirkan kebencian dan permusuhan. Hal ini berawal dari terkikisnya akhlaq dan kasih sayang di tengah masyarakat.
“Pemimpin yang berani melegalkan kemaksiatan sama halnya dengan menebar kerusakan di tengah masyarakat. Jika masyarakat sudah rusak maka tunggu saja kehancuran bangsa tersebut,” jelas Didin mengingatkan.
Kedua, masih menurut Didin, kemaksiatan yang merajalela di atas hanya menjadikan masyarakat jauh dari agama dan jauh mengingat Allah SWT.
“Bagaimana mereka mau shalat dan berdzikir sedang mereka mabuk dan dikuasai oleh hawa nafsu. Untuk itu apapun alasannya, pemerintah harus tegas menutup semua pabrik Miras dan memberantas para pengedar Narkoba dan bandar judi yang ada,” pungkasnya. [GA/hidcom]