NEW YORK, (Panjimas.com) – Seorang pria berkebangsaan Bangladesh melancarkan serangan bom pipa rakitan yang diikatkan ke tubuhnya di pusat kereta subway New York City yang penuh sesak pada jam sibuk Senin pagi (11/12), demikian menurut pejabat keamanan New York, dilansir dari Reuters.
Pihak berwenang AS, dengan segera menyebut insiden serangan itu sebagai upaya percobaan serangan teroris.
Tersangka diidentifikasi bernama, Akayed Ullah, berusia 27 tahun, Ia dilarikan ke rumah sakit setelah menderita luka bakar akibat alat peledak rakitan miliknya, yang menempel di tubuhnya dengan Velcro dan ikatan zip dan tidak sepenuhnya menyala, ujar pihak berwenang.
Ledakan tersebut, terjadi sekitar pukul 7 pagi (12.00 GMT) di sebuah jalanan lorong penghubung kereta bawah tanah yang sibuk antara stasiun subway Port Authority Bus Terminal dan stasiun subway Times Square, para penumpang segera melarikan diri ke pintu keluar dan para petugas polisi bergegas menuju ke tempat kejadian, kemudian pihak berwenang segera menavigasi subway dan memblokade jalan-jalan.
3 orang, termasuk seorang petugas polisi, mengalami luka ringan.
Aktivitas polisi diperkirakan akan meningkat di seluruh kota, meski pejabat menegaskan tidak ada ancaman yang kredibel dan spesifik lainnya ke New York untuk saat ini.
“Ini adalah tempat yang paling lentur di Bumi,” pungkas Walikota New York Bill de Blasio. “Teroris tidak akan menang. Kami akan tetap menjadi warga New York.”
Gubernur New Jersey Chris Christie mengatakan bahwa para aparat penegak hukum New Jersey berkoordinasi dengan rekan-rekan federal dan rekan-rekan New York.
Christie mengarahkan Kepolisian New Jersey untuk meningkatkan keamanan di pusat transportasi utama.
Serangan tersebut terjadi hanya selang 6 pekan setelah polisi mengatakan seorang pria Uzbekistan, Sayfullo Saipov, membajak sebuah truk dan menabrakknya ke arah kerumunan pejalan kaki di sepanjang jalur sepeda di Manhattan bagian bawah, hingga menewaskan 8 korban jiwa dalam aksi serangan yang diklaim oleh Islamic State (IS).
Sementara itu, pada bulan September 2016, seorang pria melukai 31 orang saat dia membawa bom rakitan di lingkungan Chelsea, New York.
Pria Bangladesh
Pelaku serangan diidentifikasi bernama Akayed Ullah yang dilaporkan berasal dari Bangladesh.
Tersangka berusia 27 tahun asal Bangladesh itu kini ditahan dalam tuntutan “percobaan serangan teror” mengguncang stasiun kereta bawah tanah New York Port Authority yang padat, Senin pagi.
Ledakan itu terjadi di stasiun kereta bawah tanah yang sangat padat penduduk ketika jam sibuk.
Komisaris Polisi James O’Neill mengatakan bahwa Ullah menderita luka bakar dan luka di tubuh dan tangannya akibat serangan tersebut dan Ia kini dirawat di sebuah rumah sakit daerah.
O’Neill mengatakan tersangka menyampaikan pernyataannya namun Ia menolak untuk menguraikan ucapannya tersebut atau dugaan jika dirinya mengklaim bahwa serangan tersebut dilakukan untuk Islamic State (IS).
Namun informasi awal mengindikasikan tersangka kemungkinan berasal dari Bangladesh dan Ia telah tinggal di A.S. selama 7 tahun lamanya, demikian menurut mantan Komisaris Polisi New York Bill Bratton yang mengatakan kepada MSNBC bahwa Ullah mengklaim serangannya sebagai serangan Islamic State (IS).
Seorang sumber penegak hukum yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CNN bahwa Ullah menuturkan bahwa dirinya melakukan serangan tersebut karena tindakan Israel baru-baru ini di Jalur Gaza.
Ullah diduga mengatakan kepada penyidik bahwa dia memilih untuk meledakkan bom di dalam jalanan di sekitar stasiun kereta bawah New York dikarenkana dia melihat sebuah iklan Natal di dinding, dan terinspirasi oleh serangan Natal yang dimotivasi oleh IS, menurut NBC.
Sumber penegak hukum mengatakan kepada NBC bahwa tidak ada hubungan langsung Ullah dengan kelompok IS.
Pihak berwenang pada awalnya mengatakan hanya tersangka yang terluka namun petugas pemadam kebakaran kemudian memperbarui jumlah korban dengan menempatkan empat korban dengan luka-luka ringan yang tidak mengancam jiwa.
Korban segera dilarikan ke rumah sakit setempat, jelas pihak pemadam kebakaran saat memberikan konfirmasinya melalui Twitter.
Alat peledak yang digunakan menempel pada tubuh Ullah dengan menggunakan velcro dan ikatan zip dan didasarkan pada sebuah bom pipa, ujar Wakil Komisaris Polisi John Miller.
O’Neill secara terpisah menyebut bom tersebut sebagai “perangkat rakitan berteknologi rendah”.
Pihak berwenang tidak segera berkomentar mengenai motif Ullah. Ketika ditanya apakah Ullah telah mengklaim koneksi ke Islamic State (IS), Komisaris Polisi New York James O’Neill mengatakan, “Dia memang membuat pernyataan, tapi kami tidak akan membicarakan hal itu sekarang juga.”
Beberapa pejabat A.S. yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada informasi segera yang mengindikasikan bahwa Ullah sebelumnya mengenal agen mata-mata Amerika atau badan penegak hukum untuk koneksi ke militan atau terorisme, meskipun sebuah hubungan bisa saja ditemukan.
Ullah berasal dari kota Chittagong di Bangladesh dan merupakan penduduk A.S., ujar Kepala Polisi Bangladesh. Dia tidak memiliki catatan kriminal di sana dan terakhir mengunjungi Bangladesh pada tanggal 8 September, ungkap kepala polisi tersebut.
Ullah memiliki lisensi sopir taksi / limusin hitam dari tahun 2012 sampai 2015, demikian pernyataan Komisi Taksi dan Limousine New York.
Unit Layanan kereta bawah tanah New York dipulihkan, kecuali di stasiun 42nd Street, menurut Gubernur Andrew Cuomo, dan terminal bus Port Authority telah dibuka kembali.
Respon Gedung Putih
Pihak Gedung Putih berupaya memanfaatkan insiden serangan teror di New York Senin (11/12), untuk mendorong inisiatif kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump yang bertujuan untuk memperketat batasan bagi warga negara yang akan memasuki wilayah A.S., terutama warga dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Larangan tersebut menerapkan berbagai batasan visa untuk warga negara dari 6 negara berpenduduk mayoritas Muslim – Chad, Iran, Libya, Somalia, Suriah dan Yaman – juga dari Venezuela dan Korea Utara, dikutip dari Anadolu.
“Serangan ini menekankan perlunya Kongres untuk bekerja dengan Presiden mengenai reformasi imigrasi untuk meningkatkan keamanan nasional dan keamanan publik kita,” pungkas juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders kepada para wartawan. Ia menyatakan, “Kami harus melindungi perbatasan kami.”
Pelaku serangan diidentifikasi bernama Akayed Ullah yang dilaporkan berasal dari Bangladesh – sebuah negara yang tidak termasuk dalam kebijakan larangan visa Trump, namun Presiden tetap mencari jalan terpisah untuk apa yang dia sebut “pola berantai imigrasi”, atau cara memasuki wilayah A.S. berdasarkan adanya hubungan keluarg. Sanders mengatakan bahwa Ullah masuk ke negara tersebut dengan visa semacam itu.
“Presiden akan secara agresif terus mendorong reformasi imigrasi yang penuh tanggung jawab, dan mengakhiri rantai imigrasi yang pastinya akan menjadi bagian dari proses itu,” pungkasnya.
Dalam pernyataannya, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa serangan tersebut menekankan perlunya reformasi imigrasi A.S.
“Amerika harus memperbaiki sistem imigrasi yang lemah, yang memungkinkan terlalu banyak orang yang berisiko dan tidak memiliki hak untuk mengakses negara kita,” tegasnya.
Presiden Trump juga mengkritik program visa yang memungkinkan Ullah untuk memasuki Amerika Serikat pada tahun 2011, karena dia memiliki anggota keluarga di negara tersebut, dengan mengatakan bahwa visa keluarga tersebut “tidak sesuai dengan keamanan nasional.”
Level Amatir
“Senjata yang digunakan dalam serangan hari Senin berlevel “amatir,” ujar Gubernur New York Andrew Cuomo dalam konferensi pers di dekat lokasi ledakan tersebut.
Cuomo mengatakan kepada CNN bahwa bom rakitan itu mungkin tidak sepenuhnya menyala, sehingga dampak kerusakan kecil.
“Mari kita perjelas, sebagai warga New York, hidup kita berputar di sekitar kereta bawah tanah ‘subways’,” ujar Walikota New York Bill de Blasio pada konferensi pers.
“Dan mari kita juga perjelas, ini adalah percobaan serangan teroris”, tandasnya.
Insiden Senin terekam oleh video keamanan, kata polisi. Video yang diunggah di NYPost.com menunjukkan asap dan seorang pria terbaring di terowongan yang panjang yang menghubungkan bagian-bagian stasiun subway Times Square yang luas. Sebuah foto menunjukkan seorang pria terbaring telungkup, dengan pakaian compang-camping dan luka bakar di badannya.
Semua Pengguna Subway Panik
Ledakan itu berubah dari awal hari yang normal menjadi pekan yang kacau.
“Ada tumpahan manusia menaiki tangga untuk keluar,” ujar seorang penumpang subway, Diego Fernandez. “Semua orang takut, berlari dan berteriak,” dilansir Reuters.
Terminal bus ditutup sementara, dan sebuah petak besar di tengah kota Manhattan tertutup untuk lalu lintas. Perjalanan kereta bawah tanah pun terganggu namun kemudian aktifitas kembali normal.
Pada bulan Desember, New York mengalami lonjakan pengunjung yang datang untuk melihat tampilan jendela pertokoan yang rumit, pohon Natal Rockefeller Center dan pertunjukan Broadway.[IZ]