JAKARTA, Panjimas – Beredarnya informasi dari salah satu media yang mengatakan bahwa penyebaran terorisme dengan memperbanyak bahasa Arab sangat mengkhawatirkan anak bangsa merupakan tuduhan yang keji dan tidak berdasar sama sekali.
Hal itu disampaikan langsung oleh Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi kepada Panjimas menangapi tudingan yang disampaikan oleh salah seorang pengamat militer, Nefo Kertopati pada Selasa, (7/9/2021) disalah satu media online.
“Itu adalah hasil pengamatan yang sarat dengan unsur Islamphobia dan merupakan bagian dari rekayasa keji yang bertujuan menimbulkan ketakutan di masyarakat. Musuh-musuh Islam, termasuk Amerika dengan sekutunya selalu berusaha menutupi kegagalan dan kebohongan operasi mereka,” ujar KH Muhyiddin kepada Panjimas, Rabu (8/9/2021).
Lebih lanjut pengurus MUI Pusat itu juga mengatakan kalau “The Real Teroris” itu sebenarnya mereka yang selama 23 tahun telah melakukan invasi ke banyak sekali negara muslim dan menimbulkan kematian yang berjumlah jutaan kaum muslimin tak berdosa yang wafat.
Pengamat militer, Nefo Kertopati dalam tudingan yang disampaikan di Hops.id pada Selasa (7/9) mengatakan kalo anak muda yang sudah tergerus bahasa Arab akan melupakan bahasa Indonesia bahkan sampai tidak mau hormat ke bendera Indonesia.
“Pengamat itu perlu tahu bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang menjadi pemersatu rakyat Indonesia itu 40 % nya terdiri dari bahasa Arab. Sebagai contoh : majlis, permusyawaratan, rakyat, dewan, kursi, dsb,” pungkasnya