YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Bertempat di Masjid Jogokariyan Yogyakarta diselenggarakan Tablig Akbar yang mengangkat tema “Isu Radikalisme dan Terorisme Alat untuk Menghancurkan Islam”, Ahad (3/3/2016) siang. Hadir dua pembicara Dr Muinudinillah Basri Ketua DSKS (Dewan Syariah Kota Surakarta) serta Mustafa B Nahrawardaya Pengamat Terorisme.
Dalam acara tersebut juga diadakan penggalangan dana untuk keluarga Siyono dan terkumpul dana sebesar Rp 19.753.800.
Dr Muinudinillah dalam penyampaiannya mengatakan agar semua anak-anak Siyono bisa disekolahkan di Ponpes Ibnu Abbas Klaten secara gratis.
“Saya berharap putra-putri Akhuna Siyono nanti bisa dimasukkan ke pondok Kami, dan Saya berharap mereka nanti semua akan jadi hafizh Quran” ujar Direktur Ponpes Ibnu Abbas tersebut.
Selanjutnya Dr Muinudinillah juga menjelaskan tentang radikalisme dan terorisme.
Terlibat dalam proyek makar ini segelintir warga bangsa Indonesia yang terperdaya gemerlap dunia, yang tamak akan Dolar. Sedemikian tamaknya hingga mereka tega mengorbankan saudara-saudaranya sebangsa dengan cara yang sangat kejam.
“Dari data-data, persaksian-persaksian, diskusi-diskusi, semua ada dan buktikan bahwa isu terorisme, proyek deradikalisasi, adalah proyek penyerengan terhadap Islam,” tegas Dr. Muin.
Lanjut dia, “Saya sudah tanya para pakar, Pak ZA. Maulani, salah satunya, beliau bilang bahwa konflik-konflik Poso dan lain-lainnya hanya dagangan segelintir intelejen asing yang bekerja sama dengan intelejen Indonesia demi mendapatkan segelintir dolar.”
Penelitian membuktikan bahwa sejak dulu, unsur rekayasa ada pada setiap peristiwa teror.
“Menurut penelitian panjang, aksi teror, termasuk WTC, ternyata rekayasa Yahudi. Bom Bali, yang dilakukan Amrozi cs itu yang kecil. Tapi bom yang meledak yang sebesar itu, TNI pun tak mampu melakukannya,” ungkap Ustadz Muin.
Makar ini sangat jelas. Dan Dr. Muin kembali menegaskan, “Terorisme dan deradikalisasi adalah proyek orang-orang yang merasa nggak bisa makan kecuali dengan cara fitnah. Mereka pakai jongos-jongas Indonesia yang merasa nggak bisa makan kecuali dengan cara fitnah!”
Sambung dia, “Proyek terorisme dibikin oleh mereka, dipelihara oleh mereka, dan duitnya mereka ambil.”[IB]