KLATEN, (Panjimas.com) – Ketua tim autopsi jenazah Almarhum Siyono, dr. Gatot menyatakan proses pembongkaran, pengangkatan hingga proses autopsi semuanya berjalan lancar dantidak ada hambatan. Keseluruhan proses memakan waktu tiga jam setengah.
“Ada beberapa hal yang kita dapatkan untuk mencari penyebab kematian. Kita tidak hanya mencari dengan vsual mata telanjang saja, tetapi juga tim dari 9 dokter.Dua di antaranya merupakan spesialis patologi anotomi jaringan di laboratorium, sehingga kepastian akan lebih pasti,” katanya saat konferensi pers di depan kediaman Siyono di Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten pada Ahad, (03/04/2016).
Menurut dr. Gatot, pemeriksaan autopsi terhadap jenazah Siyono merupakan jasad korban Densus 88 yang pertamakali diautopsi di Indonesia. Sampel yang diambil dari jasad Siyono ialah kulit dan otot untuk menentukan tingkat kekerasan.
Tim forensik yang dikerahkan dari universitas-universitas Muhammadiyah itu disebutkan hanya memeriksa keadaan luar dan dalam untuk mengetahui menyebabkan kematian.
“Alhamdulillah, masih dapat kita temukan bekas-bekas luka sewaktu masih hidup, nanti hasil akan diperkuat dengan hasil mikroskopis. Kekerasan yang ada adalah benda tumpul intravital saat masih hidup,” ujar dr. Gatot.
Ia melanjutkan, pada jasad Siyono ditemukan patah tulang di beberapa tempat.Sementara, untuk kepastian hasil autopsi masih akan dirumuskan lagi setelah hasil lab selama 7-10 hari ke depan.
Sementara itu, Ketua umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengucapkan terima kasih kepada warga Desa pogung yang sangat membantu kelancaran proses autopsi.
“Secara umum kami Muhammadiyah dan Komnas HAM mengucapkan terimakasih kepada warga sekitar yang membantu jalannya proses autopsi yang telah dilakukan,” ujar Dahnil.
Seluruh sarana-prasarana yang dibutuhkan untuk membantu proses autopsi tak lain merupakanbantuan dari warga setempat. Seperti tenda, peralatan gali, genset, hingga air minum disediakan warga.
Dahnil juga berterimakasih kepada aparat kepolisian dari Polda hingga Polsek dan Kodimsetempat yang telah mengamankan proses autopsi.
Sebelumnya, Komnas HAM memberikan rekomendasi padaPP Muhammadiyah untuk menunjuk tim forensik. Lalu,Muhammadiyah menunjuk 9 dokter forensik yang berasal dari UGM, Undip, UMY, UNS,dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Tim itu juga disertakan dokter-dokter senior forensik seperti Prof.DR.drg Sudibyo. [TM]