SOFIA, (Panjimas.com) – 7 orang dilaporkan tewas di sebuah Desa di timur laut Bulgaria saat sebuah kereta kargo tergelincir dan meledak, kereta naas itu kemudian menghancurkan paling tidak 50 rumah dan bangunan-bangunan umum, kata para pejabat Bulgaria, Sabtu (10/12), dilansir Reuters.
Puluhan korban mengalami luka-luka dan sedikitnya 5 korban dalam kondisi kritis di rumah sakit, pungkas pejabat kesehatan.
Pemerintah Bulgaria sedang mempersiapkan untuk mengumumkan hari Senin (12/12) sebagai hari berkabung nasional, menyusul insiden mematikan itu.
Dua belas tank gerbong kereta swasta, yang membawa propylene, gas yang sangat fluktuatif dan mudah terbakar, tergelincir di stasiun kereta api di timur laut Bulgaria.
Salah satu tank propylene menghantam garis daya tinggi dan meledak terbakar pada Sabtu dini hari, kata polisi.
Ledakan kuat itu pun meratakan puluhan rumah dan bangunan-bangunan umum, sehingga meninggalkan banyak warga sipil menjadi korban di bawah reruntuhan.
Para pejabat Bulgaria segera memerintahkan evakuasi penuh pada desa itu sehingga pengaruh zat propylene tersebut bisa dihilangkan secara aman. Saat ini para Tim Spesialis sedang melakukan operasi untuk mentransfer gas dari tangki kereta di pusat ledakan.
“Pengeringan tank adalah proses yang sangat kompleks dan lambat,” kata Perdana Menteri Boiko Borisov beberapa jam setelah Ia tiba di desa, yang terletak sekitar 380 km timur laut dari ibukota Sofia, desa ini merupakan rumah bagi sekitar 1.000 warga Bulgaria, menurut seorang pejabat polisi.
“Proses ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati.”, pungkasnya
Operasi ini diharapkan akan selesai sekitar 1 sampai 2 hari.
“Dua ledakan telah menyebabkan kebakaran yang serius dan merusak sedikitnya 20 bangunan. Ada banyak orang yang terluka … banyak dengan luka bakar,” kata Menteri Dalam Negeri, Georgi Kostov.
Seorang pria berusia 18 tahun akhirnya meninggal dunia karena luka-luka yang dideritanya di rumah sakit di kota Shumen, kata seorang pejabat rumah sakit.
Sekitar 200 petugas pemadam kebakaran terus berupaya memadamkan api dan mendinginkan tangki-tangki propylene yang tergelincir untuk menghindari ledakan lebih lanjut.
Tim penyelamat, termasuk anjing pelacak, berusaha mencari korban-korban di rumah-rumah yang terletak di dekat jalur kereta api.
“Saya membantu menyelamatkan 6 orang di bawah reruntuhan, 3 korban sudah meninggal, 3 lainnya hidup. Tidak ada rumah yang selamat dalam jarak 300 meter dari rel kereta api,” kata Stefan Stefanov, yang tinggal di Hitrino.
Jaksa mengatakan mereka sedang menyelidiki insiden itu. Kemungkinan kereta melaju terlalu kencang atau gangguan fungsi tangki kereta adalah salah satu alasan yang paling mungkin untuk insiden, ujar Kepala Komisi Parlemen Nastimir Ananiev. [IZ]