BEIJING, (Panjimas.com) – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menekankan hubungan keamanan dengan Beijing pada hari Kamis, (03/08).
Jalinan keamanan Ankara-Beijing dipererat saat Cavusuglo mengunjungi China sebelum melakukan perjalanan ke Filipina, di mana dia dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Manila.
“Kami melihat keamanan China sebagai bagian keamanan kami,” kata Menteri Luar Negeri Turki tersebut dalam sebuah konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
“Kami tidak mengizinkan tindakan negatif terhadap China di negara ataupun wilayah kami”, tandasnya.
Kunjungan Cavusoglu ke Beijing menyusul lawatan resmi Presiden Recep Tayyip Erdogan di bulan Mei lalu, di mana dia bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan menghadiri sebuah pertemuan mengenai proyek One Belt, One Road China, yang bertujuan untuk merangsang gairah perdagangan dan pertumbuhan global melalui kampanye pembangunan infrastruktur.
Turki juga terus berupaya meningkatkan hubungan di bidang pendidikan, pariwisata dan budaya, tambah Cavusoglu.
“Kami berharap angka pelancong China akan meningkat,” ujarnya.
“Kami mengharapkan 3 juta penduduk China dari 100 juta pelancong [China] pergi ke luar negeri setiap tahun untuk datang ke Turki”, imbuhnya.
Produksi pertanian berada di daftar teratas kenaikan perdagangan antar kedua negara, ujar Menteri Luar Negeri Turki tersebut menambahkan, hal ini dikarenakan Turki terus melakukan negosiasi dengan China dan Shanghai Cooperation Organization.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi, juga menekankan pentingnya hubungan China-Turki dalam hal keamanan.
“China pasti akan mendukung Turki dalam upayanya melindungi kedaulatan, stabilitas dan keamanannya,” kata Yi.
Mengacu pada perkembangan terakhir di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Wang Yi mengatakan bahwa masalah Palestina “adalah dasar kekacauan di Timur Tengah,” dan harus diselesaikan melalui dialog dan negosiasi.
“Jika masalah Palestina tidak dipecahkan, perdamaian tidak akan mungkin terjadi di Timur Tengah,” pungkas Yi,
Ia pun menambahkan bahwa kedua pihak mengharapkan masalah ini dipecahkan bersama dengan masyarakat internasional termasuk Turki, yang memiliki “posisi khusus” dalam masalah ini.
Setelah China, Cavusoglu melakukan perjalanan ke Manila untuk bertemu dengan para Menteri Luar Negeri dari 26 negara di KTT ASEAN.
Meskipun bukan anggota dari 10 negara blok, Turki membentuk hubungan dengan ASEAN pada tahun 1999, menghadiri pertemuan puncak pertamanya pada tahun 2013 dan telah menerapkan hubungan kemitraan ASEAN.[IZ]