ISTANBUL, (Panjimas.com) – Lebih dari 3,2 juta pengungsi Suriah saat ini tinggal di tempat-tempat penampungan sementara di Turki, demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Turki, Senin (02/10).
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Migrasi, yang bekerja di bawah Kementerian Dalam Negeri, pemerintahan Istanbul kini menampung lebih dari 511.000 pengungsi Suriah, dikutip dari AA.
Provinsi Sanlifura dan Hatay di wilayah Tenggara Turki masing-masing menampung lebih dari 445.000 dan 416.000 pengungsi.
Semua pengungsi Suriah yang terdaftar Kemendagri Turki memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.
Turki kini menyediakan 28 tempat penampungan untuk para korban perdagangan manusia dimana sebanyak 242 orang tinggal disana mulai 15 September lalu.
Data yang dikeluarkan dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Migrasi mengatakan bahwa pada 2017, lebih dari 591.000 warga asing memperoleh ijin tinggal di Turki. Angka ini melampaui jumlah tahun lalu, sebanyak 461.000 jiwa.
Turki telah menampung lebih banyak pengungsi Suriah daripada negara-negara lain di dunia. Pemerintah Turki sejauh ini telah menghabiskan sekitar $ 25 miliar dollar untuk membantu dan melindungi para pengungsi sejak awal konflik Suriah berkecamuk.
Sekarang di tahun ketujuh, konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 500.000 jiwa dan memaksa jutaan penduduk mengungsi, demikian menurut data PBB.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa.[IZ]