JAKARTA, (Panjimas.com) – Calon Presiden dari PKS, Anis Matta menyatakan bahwa kasus puisi “konde dan kidung vs cadar dan adzan” yang dibacakan oleh Sukmawati itu sangat menyakiti umat Islam dan kian memperdalam celah pembelahan di tengah tengah anak bangsa.
“Kasus ini dampaknya bisa lebih besar dari kasus penodaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Sebab luka di kalangan umat, akibat kasus Al Maidah hingga kini belum sembuh. Jadi semacam luka di atas luka,” tegas Anis.
Fenomena puisi Sukma dalam analisis Anis, menunjukkan adanya kekhawatiran atas gelombang kebangkitan umat Islam Indonesia secara sosial dan politik.
“Banyak yang berpikir seperti Sukma, dan Ahok. Namun ada yang terucapkan, ada yang tidak,” ujarnya
Anis menyayangkan mengapa tokoh sekelas Sukma tidak peka dengan soal yang sangat sensitif, dan bahkan terkesan menantang umat Islam.
Pembacaan puisi, tidak bisa disebut sebagai keseleo lidah. Sebagai penulis Anis sangat paham, bahwa puisi mencerminkan perasaan yang sangat dalam dari seseorang.
Sementara membacakan puisi adalah sebuah ekspresi dan pesan yang sangat kuat yang ingin disampaikan kepada publik atau masyarakat yang ada.
Melihat besar dan masifnya reaksi yang muncul, Anis menduga kasus ini bisa saja akan mendorong munculnya kembali Aksi Bela Islam (ABI) yang dulu pernah melahirkan peristiwa fenomenal seperti Aksi 411 dan Aksi 212. [ES]