DOHA, (Panjimas.com) — Kepala Bank Sentral Qatar Sheikh Abdullah Bin Saud Al Thani mengatakan bahwa ekonomi Qatar menguat setelah blokade negara-negara Arab.
“Pada awal bulan blokade, cadangan internasional dan likuiditas valuta asing di bank-bank sempat menurun lebih dari 20 persen,” ungkap Al Thani saat berbicara pada konferensi “Euromoney Qatar 2018” yang diadakan pada Selasa (11/12) di Doha, ibu kota Qatar.
Namun, setelah perekonomian mulai pulih hingga mencapai kondisi normal. Lalu kemudian menguat hingga melampaui level tersebut, lanjut Abdullah.
Abdullah Bin Saud Al Thani mengumumkan bahwa defisit anggaran negaranya pada tahun 2017 yaitu senilai USD 13 miliar. Sementara, pada enam bulan pertama tahun ini anggaran tersebut mengalami surplus USD 2,6 miliar dari tahun sebelumnya, dikutip dari Anadolu.
Cadangan devisa, ungkap Abdullah Al Thani, mengalami peningkatan pasca-blokade tak adil itu. Dia mengungkapkan bahwa pada bulan September cadangan di Bank Sentral Qatar mencapai USD 46,5 miliar.
Pada Juni 2017, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Doha, karena menuduh Qatar mendukung terorisme.
Empat negara tersebut telah mengancam Qatar dengan sanksi tambahan jika gagal memenuhi daftar tuntutan, termasuk salah satunya untuk menutup Al-Jazeera.
Meski begitu, Qatar telah menolak untuk mematuhi daftar tuntutan serta menyangkal tuduhan terhadapnya dan menggambarkan embargo yang dipimpin Saudi sebagai pelanggaran kedaulatan nasional.
Krisis seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan antar-Arab dan telah mengakibatkan empat negara tersebut memaksakan blokade darat, laut dan udara di Qatar.[IZ]