SOLO (Panjimas.com) – Sejumlah alumni santri Al Islam menggeruduk sebuah tempat yang terkenal dengan lingkungan wanita penjaja tubuh atau PSK di sekitar kompleks RRI Kestalan pada Jum’at siang (23/10) kemarin.
Alumni yang terdiri dari lintas angkatan mulai dari SD, SMP, dan SMA yang berpusat di yayasan Al Islam Honggowongso, Solo tersebut membawa beberapa buah manci besar berisi gulai sapi dan sejumlah nasi box dengan lauk pauk yang lezat, untuk dibagikan kepada jama’ah seusai sholat Jum’at.
Fachry Sofwan yang sebagai koordinator Alumni Al Islam dalam aksi tersebut, menyiapkan hidangannya mulai pukul 10.00, dibantu rekan-rekan yang lain berjumlah sekitar 10 orang.
Dengan ciri khas penampilan seorang Muslim yang akan menghadap Allah sang pemilik jagat raya di hari yang suci yaitu hari Jum’at. Para santri bergamis, bercelana cingkrang, rata-rata berjenggot, aromanya harum semerbak, dan wajah-wajah yang terbasuh air wudhu menyapa dan salam kepada setiap jamaah yang datang. Merekalah para alumni Al Islam yang tengah bertugas melayani umat, mengadakan aksi sosial berbagi makanan dan minuman.
Mas Fachry sapaan akrabnya menyampaikan aksi sosial pada waktu itu adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari Jum’at.
“Kegiatan jumat berkah ini tiap hari jumat keliling di lokasi-lokasi yang jarang tersentuh atau minim penunjang dakwah apalagi daerah yang rawan kemaksiatan,” jelas Fachry.
Aksi alumni Al Islam ini adalah aksi sosial yang dilaksanakan setiap jum’at dan kebetulan bertempat di Masjid Asy-Syi’ar kompleks RRI.
Usai sholat Jum’at, para jama’ah diberikan pilihan menu gulai sapi atau nasi box yang bisa dibawa pulang. Para jama’ah sangat antusias. Ada yang memilih menu gulai sapi sambil berbincang hangat dengan jama’ah yang lain, ada juga yang dibawa pulang untuk dimakan dijalan bagi para ojek online, supir becak, pedagang cilok, dan para pekerja yang memiliki mobilitas tinggi.
Mas Fachry menaruh perhatian terhadap masjid dan lingkungan yang rawan kemaksiatan ini, sehingga aksinya tersebut adalah sebagai bentuk simpati sekaligus penyemangat para pendakwah di lingkungan tersebut.
“Harapannya di daerah rawan atau lingkungan minus sentuhan dakwah ini akan memberikan motivasi support untuk pendakwah di daerah tersebut, untuk mensyiarkan dienul islam dengan dukungan semua pihak, dan berdampak merangkul semua kalangan untuk bisa berbuat baik yaitu kembali ke jalan yang benar dienul Islam,” tandas Fachry menutup wawancara siang itu.[RN]