Oleh: Ummu Shofi
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sisa dingin semalam rasanya masih menusuk tulang-tulangku. Setiap hari rutinitasku yaa.. layaknya seorang ibu rumah tangga pada umumnya. Mengurus rumah, mengurus anak, dan suami. Aku yang saat ini di depan layar laptop suamiku termenung sejenak flashback saat zaman aku masih sekolah.
Dulu, apa yang aku bayangkan tentang pernikahan jauh berbeda dengan kenyataan yang saat ini terjadi pada diriku. Yang aku pikirkan hanya enaknya aja. Nggak pernah deh kebayang kerepotan sehari-hari ngurusin ini semua. Masya Allah…
Dulu juga gak pernah kebayang akan langsung Allah beri anak secepat ini, walau kadang suka mikir ‘’masyaa Allah punya anak secepat ini? Bagaimana aku menjalani peran sebagai seorang ibu nantinya?’’ hahaha… itulah pikiran saat pertama tau kalau aku hamil, secara.. dulu pengennya pacaran dulu setelah menikah. Qodarulloh wa maa syafa’ala diberi langsung oleh Allah alhamdulillah disyukuri, dan setelah dijalani dengan fitrahnya Allah beri karunia sifat dan karakter keibuan yang mulai timbul dalam jiwaku, walaupun kadang ngerasa cape’, tapi tetep harus menjalani peran sebagai seorang istri dan ibu.
Ikhlas atas takdir baik yang Allah kasih adalah karunia Allah terbesar buat aku saat ini. Dan, nggak ada tujuan lain selain ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bisa menghilangkan lelah ini.
Kalau mau dapet ridho Allah Ta’ala kita harus ikhlas laa haulaa walaa kuwwata illa billah. Dan, aku selalu menyematkan dalam diri aku bahwa “Allah Maha Baik, pasti sangat tahu yang terbaik untuk kehidupan aku”.
Tidak ketinggalan bahwa amal kebaikan sekecil apapun bakal Allah Ta’ala beri pahala asal dengan dua syarat, yaitu: ‘’ikhlas dan mengikuti sunnah Rasulullah’’. Itulah yang menghibur hatiku dikala lelah menjalani peran ini. Hehehe… begitulah balada ibu-ibu rumah tangga.
Dulu gak kebayang kalau udah punya anak kemana-mana harus bawa anak, sebab anak kita mau sama siapa di rumah? Bisa-bisa nangis jenger-jenger ditinggal ibunya hahaha…
Dulu. Hehehe…dulu terus ya??? Gapapa lah, namanya juga curhat. Dulu juga gak pernah kebayang yang tadinya aku gak bisa ini dan itu setelah menikah malah Allah biasakan semuanya. Alhamdulillah menikah itu mendewasakan.
Allah Ta’ala berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 116:
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Jangan terlalu larut dalam meratapi setiap taqdir yang sudah Allah Ta’ala tetukan untuk kita. Kita harus tenang dan jalani aja setiap fase taqdir hidup yang Allah berikan untuk kita.
Allah Maha Mengetahui segala yang terbaik untuk kita, Allah Ta’ala gak akan pernah menyengsarakan hamba-hambaNya, tapi hambaNya lah yang sering lalai dan terlena dengan gemerlap dunia yang sesaat padahal Allah begitu menyayangi kita. Tidak ada cinta yang kekal kecuali cintanya Allah kepada hambaNya, janji Allah adalah benar. Cinta suami, istri, anak, ibu, bapak, kakak-adik, dan lain-lain adalah sesaat.
Dunia ini hanya sementara, kalau lagi lemah imannya, aku masih suka risau sama masalah dunia yang jelas-jelas udah Allah Ta’ala jamin tapi lupa risau dengan yang belum Allah jamin, yaitu kehidupan di akhirat. Astaghfirullohal ‘adziim..mari segera kita berbenah diri bersihkan hati banyak mengingat Allah Ta’ala, hanya taqwa yang membedakan hamba-Nya kelak di akhirat.
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh